3. Pakai untuk 'Mengatur Isi Pikiran'
Dr. Mikki Lee Elembaby menyarankan kliennya supaya menggunakan ChatGPT untuk mengorganisir "brain dump". Ini adalah teknik curah pikiran di mana seseorang menuangkan segala hal yang ada di pikirannya ke dalam sebuah catatan atau dokumen, tanpa adanya aturan atau pembatasan.
"Untuk klien saya yang didiagnosis ADHD dan mengalami kesulitan di area ini, saya sarankan mereka menggunakan ChatGPT untuk 'membuang semua tugas' mereka selama seminggu sebelum memutuskan di mana harus memulai," saran Dr. Mikki Lee Elembaby.
4. Manfaatkan untuk Membuat To-Do List
Selain mengatur "isi pikiran", ChatGPT merupakan cara yang bagus untuk mengatur daftar tugas secara umum. Dengan cara ini, kamu jadi tidak bingung dan terus merasa benar-benar kewalahan, tanpa tahu harus mulai dari mana.
"Ketika pikiran kamu terasa kacau, mungkin sulit untuk menentukan apa yang perlu diselesaikan terlebih dahulu. ChatGPT dapat membantumu memilah tugas, memprioritaskannya, atau bahkan membaginya menjadi langkah-langkah yang lebih kecil sehingga terasa lebih mudah dikelola," jelas Michelle English, LCSW.
5. Gunakan untuk Bantu Susun Respons yang Jernih
ChatGPT juga bisa dimanfaatkan untuk membuat respons yang jernih apabila menghadapi orang-orang yang "sulit" atau toxic dan abusive. Hal ini disarankan oleh Gayle Clark, LCSW. kepada kliennya yang konsultasi kepadanya.
"Taktik kekerasan yang umum adalah membanjiri korban dengan pesan, serangan pribadi, dan mencoba menarik korban ke dalam 'diskusi' yang tak berujung," jelas Gayle Clark, LCSW.
Baca Juga: Lenovo Buka Toko Unik di Bintaro: Nongkrong Ngopi Sambil Jajal Laptop AI
"Dengan memanfaatkan kurangnya kemanusiaan ChatGPT untuk keuntungan kita, saya akan menyarankan kepada klien agar mereka meminta ChatGPT untuk mengembangkan respons yang singkat dan padat terhadap pesan apa pun," tandasnya.