Seperti yang disinggung sebelumnya, kalender Masehi dan kalender Jawa juga terdiri dari 12 bulan. Akan tetapi, penamaan hari, bulan, dan tahunnya berbeda.
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang urutan kalender Jawa Weton, berikut ini adalah penjelasan kalender Jawa sebagaimana dikutip dari berbagai sumber.
Nama Hari dalam Kalender Jawa
Kalender Jawa mempunyai dua siklus hari, yakni siklus mingguan yang terdiri dari tujuh hari (Senin sampai Ahad). Kemudian ada siklus pekan pancawara yang terdiri dari lima hari pasaran (Legi, Pahing, Pon, Wage, dan juga Kliwon).
Kalender Jawa Siklus Mingguan
Masyarakat Jawa meyakini bahwa hitungan 7 hari dalam satu minggu merupakan asal usul Tuhan menciptakan alam semesta dengan 7 tahap. Berikut ini adalah nama-nama hari dalam kalender Jawa siklus mingguan:
- • Radite, Ngahad, Minggu : melambangkan meneng (diam)
- • Soma, Senen, Senin : melambangkan maju
- • Hanggara, Seloso, Selasa : melambangkan mundur
- • Buda, Rebo, Rabu : melambangkan mangiwa (ke kiri)
- • Respati, Kemis, Kamis : melambangkan manengen (ke kanan)
- • Sukra, Jemuwah, Jumat : melambangkan munggah (ke atas)
- • Tumpak, Setu, Sabtu : melambangkan tumurun (turun).
Kalender Jawa Siklus Pekan Pancawara
Zaman dulu, pekan pancawara (pasaran) digunakan oleh para pedagang untuk membuka pasar sesuai dengan hari pasaran yang ada. Inilah yang kemudian menyebabkan saat ini banyak yang menggunakan nama pasaran itu, seperti Pasar Kliwon, Pasar Legi, Pasar Pahing, Pasar Pon, dan juga Pasar Wage. Hari-hari pasaran adalah posisi sikap (patrap) yang bersumber dari bulan:
- • Kliwon (Asih) melambangkan jumeneng atau berdiri
- • Legi (Manis) berbalik arah kebelakang atau melambangkan mungkur.
- • Pahing (Pahit) melambangkan madep atau menghadap.
- • Pon (Petak) melambangkan sare atau tidur.
- • Wage (Cemeng) melambangkan lenggah atau duduk.
Nama Bulan dalam Kalender Jawa
Baca Juga: Cara Hitung Weton Jodoh Primbon Jawa untuk Menilai Kecocokan Pasangan
Sama seperti kalender Masehi, Kalender Jawa juga mempunyai bulan atau dikenal juga dengan sebutan sasi. Nama-nama bulan di dalam kalender Jawa yang berasal dari bahasa Arab, mengalami perubahan kemudian disesuaikan dengan pengucapan serta bahasa orang Jawa, yakni: