Suara.com - Kehidupan berkeluarga yang harmonis dan bahagia tidak hanya memberikan ketenangan bagi individu, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai keimanan dan ketaatan kepada Allah SWT.
Tujuan dari menikah adalah terwujudnya kedamaian membangun keluarga sakinah, mawadah wa rahmah. Itu adalah gambaran rumah tangga ideal, yang penuh ketenangan, kasih sayang, dan rahmat.
Menurut Ketua Lembaga Bahtsul Masail (LBM) Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Lampung KH Munawir, ada tiga kunci rumah tangga bahagia sehingga pernikahan bisa langgeng, penuh kedamaian, serta kenyamanan.
Berikut daftar kunci rumah tangga bahagia oleh KH Munawir
1. Menerima atau Qana'ah
Kunci pertama adalah Qana'ah atau menerima. Jadi, setiap pasangan suami istri harus menerima kekurangan serta kelebihan masing-masing.
"Suami istri dijodohkan karena perbedaan. Masing-masing punya kelebihan dan kekurangan, sehingga masing-masing harus sadar kelebihan dan kekurangan itu yang akan menyempurnakan hidup mereka," tuturnya, dikutip dari NU Online.

2. Menutupi kekurangan
Lalu, kunci kebahagiaan kedua adalah saling menutupi kekurangan pasangannya. Jadi, suami istri tidak boleh saling mengumbar kekurangan kepada orang lain, termasuk sanak saudara.
Baca Juga: Mengenal Beragam Bentuk KDRT, Tak Terbatas pada Kekerasan Fisik Saja
Pasangan juga tidak boleh membeberkan masalah rumah tangga mereka, bahkan kepada orang tua sekali pun. Sebab, adanya orang lain justru akan membuat masalah semakin runyam.
"Jangan sedikit-sedikit ada masalah dengan suami atau istri langsung ditunjuk-tunjukkan pada orang lain. Apalagi di era medsos saat ini yang dengan mudah curhat di medsos atau grup WA," sambungnya.
3. Menjaga komunikasi
Dalam pernikahan, menjaga komunikasi yang baik dengan pasangan adalah keharusan. Bahkan, ini menjadi nilai esensial supaya hubungan tetap harmonis.
Apa pun masalah yang muncul, pasangan harus bisa mengomunikasikannya dengan baik. Termasuk untuk hal-hal kecil seperti izin pergi ke suatu tempat.
"Keluar rumah pun suami atau istri harus tahu ke mana. Jangan nyelonong saja sehingga akan memunculkan kesalahpahaman," lanjutnya.
Munawir yakin bila ketiga hal tersebut dipraktikkan dalam kehidupan berumah tangga, maka suasana rumah akan lebih nyaman dan penuh dengan keberhakan.
Manfaat-manfaat tersebut akan dirasakan setiap penghuni rumah. Tidak hanya suami istri saja, tetapi juga anak-anak mereka.
"Kalau keluarganya damai, anak pun akan damai. Tapi kalau keluarganya ribut saja, maka bibit keributan pun akan tertanam pada anaknya sehingga akan menjadi jiwa yang suka ribut, baik dalam keluarga maupun lingkungan dan masyarakat," tandasnya.
Kunci rumah tangga bahagia menurut Ustaz Adi Hidayat
Ustaz Adi Hidayat juga sempat membeberkan kunci rumah tangga bahagia. Menurut sang pendakwah, kunci utamanya adalah niat untuk mendekatkan diri kepada Allah.
"Kalau memang ingin berumah tangga yang benar, berumah tangga yang nyaman, berumah tangga yang baik, maka jadikan niat pertamanya bukan hanya untuk bersatu, tapi diniatkan untuk mendekatkan diri kepada Allah," kata Ustaz Adi Hidayat alias UAH.
Bila setiap anggota keluarga memiliki niat tersebut, maka semua aktivitas yang dilakukan dalam rumah tangga, termasuk bekerja dan mendidik anak, akan menjadi amal ibadah.
UAH juga mengatakan bahwa kunci rumah tangga bahagia adalah dengan mengingat Allah di setiap langkah. Bila demikian, hatinya akan dipenuhi ketenangan serta kebahagiaan sehingga tidak mudah terjerumus ke dalam perilaku dosa.
Dengan ketulusan hati dan komunikasi yang harmonis, rumah tangga yang berlandaskan cinta kepada Allah senantiasa mendapatkan berkah. Ustadz Adi Hidayat menegaskan bahwa setiap keluarga bertujuan untuk mencapai kebahagiaan, baik di kehidupan dunia maupun di akhirat.