Suara.com - Operasi plastik (oplas) ke Korea Selatan kini bukan sekadar fenomena selebritas. Semakin banyak masyarakat umum Indonesia yang memilih Negeri Ginseng sebagai destinasi untuk memperbaiki penampilan. Korea dikenal sebagai pusat kecantikan Asia dengan teknologi medis yang mutakhir dan dokter spesialis berpengalaman.
Kawasan Gangnam di Seoul menjadi ikon utama dalam tren ini. Di sana, deretan klinik kecantikan tak hanya menawarkan prosedur yang profesional, tetapi juga layanan yang personal.
Pasien diberi kemudahan untuk berkonsultasi secara mendalam, melihat simulasi hasil, hingga difasilitasi penerjemah untuk kelancaran komunikasi.
Budaya pop Korea jelas memainkan peran besar. Gelombang K-pop dan drama Korea membawa standar kecantikan baru yang kini diidamkan banyak orang: wajah tirus, hidung mancung, kulit halus dan bersinar.

Tak heran jika media sosial dipenuhi konten tentang perjalanan oplas ke Korea—mulai dari vlog proses operasi, testimoni personal, hingga transformasi pasca operasi.
Fenomena ini memperkuat persepsi bahwa memperbaiki penampilan bukan lagi sesuatu yang tabu. Justru, makin dianggap sebagai bentuk perawatan diri. Tak hanya didorong oleh rasa penasaran atau efek ikut-ikutan (FOMO), banyak juga yang menjalaninya atas dasar kebutuhan pribadi dan psikologis.
Beberapa karena ingin memulihkan kepercayaan diri yang turun akibat perubahan tubuh setelah melahirkan, lainnya melihat prosedur ini sebagai investasi jangka panjang—terutama bagi mereka yang berkecimpung di dunia kreatif dan publik.
Salah satu yang berbagi pengalaman adalah Dian Kristianita, seorang konten kreator dan pebisnis asal Indonesia. Ia menjalani operasi plastik di Korea Selatan setelah bertahun-tahun mempertimbangkan.
“Sebenarnya sudah lama ya tapi maju mundur. Tapi karena sekarang bukan hal yang tabu, jadi ikutan FOMO. Kebutuhan aku bukan merubah wajah sih, hanya memperbaikinya aja,” jelas Dian.
Baca Juga: Penampilan Terbaru Azizah Salsha Bareng Pratama Arhan Tuai Sorotan, Kini Dituding Operasi Hidung?
Sebagai ibu, Dian merasa wajah dan tubuhnya berubah cukup drastis. Ia ingin mengembalikan kesegaran yang menurutnya mulai memudar.
“Jadi mau tetap awet muda,” tambahnya sambil tertawa kecil.
Dian menjalani beberapa prosedur sekaligus, antara lain face contouring, rhinoplasty, dan perbaikan kantong mata.
“Kantong mataku tuh kayak bikin mata lelah, makanya aku fokus di bagian itu juga,” ujarnya.
Tak hanya wajah, ia juga melakukan breast augmentation atau pembesaran payudara. Prosedur ini ditangani oleh dr. Cho, seorang dokter spesialis yang disebut-sebut sebagai salah satu terbaik di bidangnya.
“Dokter yang operasi payudara aku itu dr. Cho, dari klinik Okay Plastic Surgery,” kata Dian.
Dalam memilih klinik, Dian tidak gegabah. Ia mengaku telah melakukan riset panjang sebelum memutuskan.
“Sebelum memutuskan Braun, saya juga sudah riset sebelumnya dan membandingkan beberapa rumah sakit. Saya merasa Braun yang paling cocok untuk saya,” katanya.
Bagi Dian, keputusannya bukan hanya soal penampilan. Ia ingin kembali tampil percaya diri, baik untuk dirinya sendiri maupun dalam dunia kerja.
“Pastinya jadi makin percaya diri dan kepuasan diri sendiri aja sih. Juga menunjang pekerjaan saya,” tutupnya.
Pertimbangan Sebelum Menjalani Prosedur Kosmetik
Penting diingat, seperti dikutip dari NHS, bahwa semua prosedur kosmetik—baik bedah seperti implan payudara maupun nonbedah seperti Botox atau dermal filler—memiliki risiko. Jika dilakukan tanpa keahlian, prosedur ini bisa menyebabkan komplikasi serius, bahkan memengaruhi kesehatan mental jika hasilnya tak sesuai harapan.
Untuk mengurangi risiko dan membuat keputusan yang tepat, pertimbangkan hal-hal berikut:
1. Pahami Alasan kamu
Tanyakan pada diri sendiri: Mengapa ingin mengubah penampilan? Keinginan memperbaiki penampilan adalah hal wajar, tapi pastikan dorongan itu datang dari kebutuhan pribadi, bukan tekanan sosial.
2. Konsultasikan dengan Profesional
Bicaralah dengan dokter umum atau profesional kesehatan mental sebagai langkah awal. Kemudian, lanjutkan dengan konsultasi ke praktisi berlisensi. Jelaskan harapan dan alasan kamu menjalani prosedur—ini akan membantu menilai apakah prosedur tersebut memang tepat.
3. Lakukan Riset Mendalam
Pelajari jenis prosedur yang kamu minati, manfaat, efek samping, serta proses pemulihannya. Panduan resmi dan sumber medis terpercaya bisa menjadi referensi utama.
4. Pahami Biayanya
Selain biaya prosedur utama, perhitungkan juga biaya pemulihan, perawatan lanjutan, dan prosedur tambahan yang mungkin dibutuhkan di masa depan.
5. Pilih Praktisi yang Berkualifikasi
Pastikan praktisi memiliki izin resmi, berpengalaman, dan diasuransikan. Jangan ragu menanyakan pelatihan dan pengalaman mereka dalam prosedur yang kamu inginkan.
6. Ajukan Pertanyaan Detail
Tanyakan segalanya: jenis produk yang digunakan, risiko efek samping, serta apa yang akan terjadi jika hasil tidak sesuai harapan. Praktisi yang profesional akan menjawab dengan jelas dan terbuka.