6. Sering Menyebut 'Cuma Teman Kantor, Kok'
Kalimat ini terdengar biasa, tapi bisa jadi pembelaan diri. Hubungan yang awalnya disebut "teman biasa" seringkali justru menjadi tempat pelarian emosional, bahkan fisik, tanpa kamu sadari. Perselingkuhan di tempat kerja biasanya dimulai dari keterikatan emosional. Saat pelaku merasa "tersambung" secara batin dengan rekan kerja, batas profesional pun sering kali dilanggar.
7. Tiba-tiba Emosional atau Defensif Saat Ditanya Soal Kantor
Pertanyaan sederhana seperti “Kantornya gimana hari ini?” bisa memicu reaksi berlebihan. Ini bisa jadi tanda bahwa ia merasa terancam atau ketakutan akan ketahuan.
8. Lebih Sering Memuji Rekan Kerjanya daripada Kamu
Apakah kamu mulai merasa dibandingkan dengan "teman kantornya"? Pujian yang terlalu sering dan berlebihan terhadap orang lain bisa jadi tanda bahwa perhatian dan rasa kagumnya sudah bergeser.
9. Ada Perubahan dalam Kehidupan Seksual
Bisa jadi lebih dingin, bisa juga sebaliknya—lebih agresif. Kedua perubahan ini bisa menjadi sinyal bahwa ada dinamika emosional atau fisik lain yang sedang terjadi di luar hubunganmu.
10. Instingmu Mengatakan Ada yang Salah
Baca Juga: Pacar Pergoki Arief Meivio Adik Abel Cantika Berselingkuh, Berawal dari Buka Chat WA
Jangan abaikan instingmu. Kasus seperti Arief Meivio menunjukkan bahwa firasat yang kuat sering kali punya dasar. Kecurigaan bisa menjadi langkah awal untuk mencari kejelasan, bukan untuk menuduh, melainkan untuk melindungi dirimu sendiri.
Demikian itu tanda-tanda pasangan selingkuh dengan teman kantor. Tanda-tanda di atas tidak selalu berarti pasti ada perselingkuhan. Namun jika kamu melihat pola-pola ini muncul bersamaan, jangan ragu untuk membuka komunikasi. Kamu berhak tahu kebenaran dan berhak menentukan masa depan hubunganmu dengan sadar dan bijaksana.
Dan jika benar pasanganmu berselingkuh—seperti dalam kasus Arief Meivio yang akhirnya terbongkar lewat isi chat WA—ingatlah, itu bukan salahmu. Yang penting adalah bagaimana kamu bangkit dan mengambil langkah yang terbaik untuk dirimu sendiri.
Kontributor : Mutaya Saroh