Lebih dari Sekadar Tempat Tinggal, Pentingnya Rumah Layak Huni untuk Keluarga Berpenghasilan Rendah

Vania Rossa Suara.Com
Sabtu, 07 Juni 2025 | 15:58 WIB
Lebih dari Sekadar Tempat Tinggal, Pentingnya Rumah Layak Huni untuk Keluarga Berpenghasilan Rendah
Sandiaga Uno dalam CEO Build 2025. (dok. CEO Build)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Memiliki rumah yang layak huni adalah kebutuhan dasar yang menjadi fondasi bagi kehidupan yang sehat dan sejahtera.

Namun, bagi banyak keluarga berpenghasilan rendah di Indonesia, impian untuk memiliki hunian yang aman dan nyaman masih jauh dari jangkauan.

Kondisi rumah yang tidak memadai tidak hanya memengaruhi kualitas hidup, tetapi juga berdampak pada kesehatan dan pendidikan anak-anak.

Oleh karena itu, upaya membangun rumah layak huni menjadi sangat penting sebagai salah satu cara mengangkat kesejahteraan masyarakat sekaligus menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

Di tengah hingar-bingar dunia bisnis dan kesibukan para eksekutif, ada momen indah yang mengingatkan kita pada satu hal sederhana: rumah adalah tempat harapan dan masa depan dimulai.

Pada akhir Mei 2025 lalu, puluhan CEO dan pemimpin perusahaan ternama berkumpul di Desa Kadumanggu, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor untuk bekerja bersama membangun rumah layak huni bagi keluarga berpenghasilan rendah yang membutuhkan.

Kegiatan ini merupakan inisiasi dari Habitat for Humanity Indonesia, yaitu CEO Build 2025, yang mengusung tema “Board Room Leaders, Community Builders”.

Dipimpin oleh Edwin Soeryadjaya, kegiatan yang melibatkan 58 CEO dari berbagai sektor ini merupakan bagian dari tradisi tahunan yang sudah berlangsung sejak 2015.

Tahun ini, mereka berhasil membangun lima rumah dari total 38 unit yang didanai melalui donasi dari perusahaan dan individu.

Baca Juga: Inspirasi Desain Rumah Model Mezzanine Minimalis: Cocok untuk Keluarga Kekinian

Kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen jangka panjang Habitat Indonesia dalam mengatasi backlog rumah nasional yang saat ini mencapai 9,9 juta unit.

Di Desa Kadumanggu, Kecamatan Babakan Madang sendiri, masih terdapat setidaknya 82 keluarga yang tinggal di rumah tidak layak huni.

Sejak memulai program di Desa Kadumanggu, Habitat Indonesia telah membangun 1.061 rumah melalui pembangunan baru maupun peningkatan kualitas hunian.

Inisiatif ini sejalan dengan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) poin 11, yakni menjadikan kota dan permukiman inklusif, aman, tangguh, dan berkelanjutan.

Sebagian besar penerima manfaat yang mendapat dukungan pembangunan rumah layak huni merupakan wanita kepala rumah tangga, penyandang disabilitas, buruh harian lepas yang menghadapi keterbatasan ekonomi sehingga kesulitan memperbaiki tempat tinggal mereka.

CEO Build hadir sebagai wadah partisipasi aktif para pemimpin korporasi untuk memberikan dampak nyata bagi masyarakat.

Sejak tahun 2015, program ini telah membangun 82 rumah layak huni, yaitu 4 unit di Kabupaten Bogor pada 2015, 11 unit di Kabupaten Gresik pada 2019, 29 unit di Kabupaten Banyuwangi pada 2022.

Gita Tiffani Boer, Direktur PT Astra International Tbk menyampaikan, “Saya sangat antusias dapat terlibat langsung dalam kegiatan ini bersama tim Astra. Ini bukan hanya tentang membangun rumah, tetapi juga tentang menghadirkan harapan baru bagi keluarga penerima manfaat.”

Sementara itu, Sandiaga Uno, Co-Founder PT Saratoga Investama Sedaya Tbk menambahkan, “Setelah lima tahun, saya senang bisa kembali berpartisipasi. Saya percaya, membangun rumah layak huni adalah bagian dari tanggung jawab kolektif kita sebagai warga negara untuk meningkatkan kesejahteraan saudara-saudara kita.”

Edwin Soeryadjaya, sebagai pemimpin CEO Build 2025 dan Presiden Komisaris PT Saratoga Investama Sedaya Tbk, menyampaikan harapannya agar kegiatan ini dapat menginspirasi lebih banyak pihak untuk ikut ambil bagian.

“Saya senang melihat semangat dan komitmen para CEO dalam mendukung visi Habitat Indonesia. Kita hidup berdampingan di dunia ini, dan sudah seharusnya saling membantu,” ungkapnya.

Sedangkan Direktur Nasional Habitat for Humanity Indonesia, Handoko Ngadiman, menegaskan pentingnya sinergi multipihak dalam mengatasi kesenjangan perumahan di Indonesia.

“Target 3 juta rumah layak huni tidak bisa dicapai oleh pemerintah saja. Dibutuhkan kolaborasi antara masyarakat, sektor swasta, dan lembaga non-profit,” tegasnya.

Semangat kebersamaan ini membuka peluang baru bagi siapa saja yang ingin ikut serta dalam perubahan. Kepemimpinan yang hadir tidak hanya di ruang rapat, tapi juga di lapangan, membantu menciptakan kehidupan yang lebih baik untuk sesama.

Dari sini, kita belajar bahwa kepedulian itu sederhana — hanya dengan bergandengan tangan, kita bisa membangun bukan hanya rumah, tapi masa depan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI