"Habis lihat ini jadi ilfil kalo lihat trend strava kulkas, maaf ga bermaksud bisanya berbondong² bikin trend, tapi merugikan orang sekitar," kata @ffy****.
"Sisi gelap di Balik trend strava kulkas," tambah @sya****.
"Kok orang pada berani ya? aku masuk bawa totebag aja was was bgt takut di kira mau maling," ucap @mam****.
"Eh buset trnyata yg ngikut trend strava ada yg gak modal wkwkwk," tulis @raf****.
Komentar-komentar ini menunjukkan bahwa publik mulai jengah dengan tren yang kelewat batas. Mereka mengkritik perilaku tidak bertanggung jawab yang menyertai keinginan untuk viral.
Tren Strava Kulkas sebenarnya lahir dari kreativitas dan selera humor. Namun, ketika diikuti tanpa berpikir panjang, tren ini menjelma jadi aksi yang merugikan. Apalagi jika dilakukan di tempat umum seperti minimarket, jelas ada hak orang lain yang dilanggar.
Fenomena ini menjadi pengingat bahwa tren media sosial seharusnya diikuti dengan akal sehat dan etika. Tidak semua yang viral layak ditiru, apalagi jika konsekuensinya merugikan orang lain. Kreativitas boleh, tapi tanggung jawab tetap harus dipegang.
Sebagai pengguna media sosial, penting untuk bertanya pada diri sendiri sebelum ikut-ikutan tren: “Apakah ini aman? Apakah ini tidak merugikan orang lain? Apakah ini pantas?” Jika jawabannya ragu, mungkin sudah saatnya kita menahan diri.
Baca Juga: Review Jujur Rumah Subsidi 14 Meter Viral Bikin Ngenes: Rumah Marmut?