suara hijau

Pesantren di Lumajang Didorong Jadi Motor Gerakan Lingkungan

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Selasa, 01 Juli 2025 | 15:00 WIB
Pesantren di Lumajang Didorong Jadi Motor Gerakan Lingkungan
DLH Lumajang memberikan bantuan bibit pohon pule dan tempat sampah terpilah kepada Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an (PPTQ) Bahrusysyifa Lumajang, Senin (30/6/2025). (ANTARA/HO-DLH Lumajang)

Suara.com - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Lumajang mendorong perluasan program eco-pesantren sebagai upaya membangun budaya peduli lingkungan dari lembaga pendidikan berbasis keagamaan.

Program ini menjadi bagian dari strategi jangka panjang untuk mewujudkan Lumajang yang bersih, hijau, dan berkelanjutan.

“Melalui program eco-pesantren, kami menargetkan agar lebih banyak pesantren dan sekolah turut menerapkan pola hidup ramah lingkungan sejalan dengan visi mewujudkan Lumajang yang bersih, hijau, dan berkelanjutan,” kata Kepala Bidang Pemeliharaan Lingkungan dan Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup DLH Lumajang, seperti dikutip dari ANTARA. 

Langkah konkret diwujudkan melalui pemberian bantuan bibit Pohon Pule dan tempat sampah terpilah kepada Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an (PPTQ) Bahrusysyifa.

Ilustrasi lingkungan pedesaan (Unsplash.com/Dikaseva)
Ilustrasi lingkungan pedesaan (Unsplash.com/Dikaseva)

Bantuan ini menjadi kelanjutan dari pelatihan pengelolaan sampah dan program penghijauan yang sebelumnya telah dijalankan.

“PPTQ Bahrusysyifa menunjukkan inisiatif yang baik dalam mengadopsi prinsip-prinsip lingkungan. Harapannya bisa menjadi inspirasi bagi lembaga pendidikan lainnya untuk mulai menerapkan langkah serupa,” lanjut Gunawan.

Menanam Nilai Peduli Lingkungan Lewat Santri

DLH Lumajang memilih Pohon Pule bukan tanpa alasan. Pohon ini dikenal memiliki fungsi ekologis yang kuat, seperti menyerap polusi udara dan menciptakan suasana sejuk. Sementara itu, tempat sampah terpilah diberikan untuk mendorong kebiasaan memilah dan mengelola sampah dari sumbernya.

“Kami tegaskan bahwa program itu bukan semata kegiatan simbolis, melainkan bagian dari upaya membangun budaya peduli lingkungan di lingkungan pendidikan,” tegasnya.

Menurut DLH, pesantren memiliki posisi strategis dalam pembentukan karakter dan nilai. Dengan menanamkan kesadaran lingkungan sejak dini, pesantren dapat melahirkan generasi santri yang membawa nilai-nilai keberlanjutan ke masyarakat luas.

Baca Juga: PNM Wujudkan Komitmen Peduli Lingkungan, Raih Penghargaan Gold di TJSL & CSR Awards 2025

“Santri adalah agen perubahan. Apabila peduli lingkungan ditanamkan sejak dini, maka itu akan menyebar ke masyarakat dan menjadi gaya hidup yang baik,” ujar Gunawan.

Pihak PPTQ Bahrusysyifa menyambut baik dukungan tersebut dan menilai kolaborasi dengan DLH penting untuk memperkuat peran lembaga pendidikan dalam menjaga lingkungan.

Mereka berharap program seperti ini tidak berhenti di satu titik, tapi dapat diperluas ke pesantren dan sekolah lain, sehingga terbentuk gerakan kolektif berbasis komunitas pendidikan untuk menjaga kelestarian alam.

Dengan menggabungkan nilai keagamaan dan kesadaran ekologis, eco-pesantren menjadi pendekatan yang relevan dan kontekstual untuk membangun masa depan yang lebih hijau, dimulai dari ruang belajar para santri.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI