Sejarah dan Dasar Rebo Wekasan: Amalan, Doa dan Anjuran

M Nurhadi Suara.Com
Selasa, 19 Agustus 2025 | 18:24 WIB
Sejarah dan Dasar Rebo Wekasan: Amalan, Doa dan Anjuran
Ilustrasi doa. [Freepik]

Suara.com - Di penghujung bulan Safar, masyarakat Indonesia, khususnya dari suku Jawa, Sunda, dan Madura, memiliki tradisi yang dikenal dengan berbagai nama, seperti Rebo Wekasan, Rebo Kasan, atau Rabu Pungkasan.

Tradisi ini merujuk pada amalan-amalan yang dilakukan pada hari Rabu terakhir di bulan Safar. Biasanya, amalan yang dilakukan berupa shalat sunnah, memanjatkan doa-doa khusus, selamatan, bersedekah, bersilaturahim, dan berbuat baik kepada sesama.

Tujuan dari semua amalan ini adalah sebagai bentuk permohonan kepada Allah SWT agar terhindar dari segala musibah dan ujian.

Sejarah dan Dasar Tradisi Rebo Wekasan

M Rufait Balya B menjelaskan melalui NU Online, tradisi ini berakar pada anjuran Syekh Ahmad bin Umar Ad-Dairabi (w.1151 H) dalam kitabnya, Fathul Malik al-Majid al-Muallaf li Naf'il 'Abid wa Qam'i Kulli Jabbar 'Anid, yang lebih dikenal dengan nama Mujarrabat ad-Dairabi.

Dalam kitab tersebut, Syekh Ad-Dairabi menyebutkan keterangan dari para ahli spiritual bahwa setiap tahun akan turun 320 ribu bencana, dan seluruhnya terjadi pada hari Rabu terakhir di bulan Safar. Hal ini menjadikan hari tersebut sebagai hari yang paling berat sepanjang tahun.

(فَائِدَةٌ) ذَكَرَ بَعْضُ الْعَارِفِينَ مِنْ أَهْلِ الْكَشْفِ وَالتَّمْكِينِ أَنَّهُ يَنْزِلُ فِي كُلِّ سَنَةٍ ثَلَاثُمِائَةٍ وَعِشْرُونَ أَلْفًا مِنَ الْبَلِيَّاتِ، وَكُلُّ ذَلِكَ فِي يَوْمِ الْأَرْبِعَاءِ الْأَخِيرِ مِنْ شَهْرِ صَفَرٍ، فَيَكُونُ ذَلِكَ الْيَوْمُ أَصْعَبَ أَيَّامِ السَّنَةِ كُلِّهَا.

Artinya: “(Faedah), ‘Sebagian orang arif dari kalangan ahli kasyf (penyingkapan) dan tamkin (keteguhan rohani) menyebutkan bahwa setiap tahun turun 320 ribu bencana, dan semuanya turun pada hari Rabu terakhir bulan Safar. Maka hari itu menjadi hari yang paling berat di sepanjang tahun". (ad-Dairabi, Mujarrabat ad-Dairabi, [Beirut: Maktabah Tsaqafiyyah, tt.] h. 79).

Maka dari itu, Imam ad-Dairabi menganjurkan kepada umat Islam yang bertemu dengan hari Rabu ini, untuk melaksanakan shalat sunnah empat rakaat dengan tujuan meminta perlindungan kepada Allah SWT dari segala macam bala', bencana, dan musibah, sebagaimana keterangan berikut:

Baca Juga: Hukum Pemimpin Memaksa Rakyat untuk Bayar Iuran Menurut Fiqih Islam

فَمَنْ صَلَّى فِي ذَلِكَ الْيَوْمِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ، يَقْرَأُ فِي كُلِّ رَكْعَةٍ مِنْهَا بَعْدَ الْفَاتِحَةِ سُورَةَ: {إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ} سَبْعَ عَشْرَةَ مَرَّةً، وَ {قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ} خَمْسَ مَرَّاتٍ، وَالْمُعَوِّذَتَيْنِ مَرَّةً، وَيَدْعُو مَرَّةً بَعْدَ السَّلَامِ بِهَذَا الدُّعَاءِ: حَفِظَهُ اللهُ بِكَرَمِهِ مِنْ جَمِيعِ الْبَلَايَا الَّتِي تَنْزِلُ فِي ذَلِكَ الْيَوْمِ، وَلَمْ يَحُمْ حَوْلَهُ بَلِيَّةٌ مِنْ تِلْكَ الْبَلَايَا إِلَى تَمَامِ السَّنَةِ.

Artinya: "Barang siapa yang pada hari itu melaksanakan shalat empat rakaat, yang dalam setiap rakaatnya setelah al-Fatihah membaca surat al-Kautsar sebanyak 17 kali, surat al-Ikhlas sebanyak 5 kali, surat al-Mu‘awwidzatain (al-Falaq dan an-Nas) masing-masing sekali, lalu berdoa sekali setelah salam dengan doa berikut, maka Allah akan menjaganya dengan karunia-Nya dari segala bencana yang turun pada hari itu, serta tidak akan mendekatinya satu pun bencana dari bencana-bencana tersebut sampai akhir tahun". (ad-Dairabi, Mujarrabat ad-Dairabi, [Beirut: Maktabah Tsaqafiyyah, tt.] halaman. 79).

Doa yang dimaksud dalam keterangan di atas ialah sebagai berikut: 

اللَّهُمَّ يَا شَدِيدَ الْقُوَى، وَيَا شَدِيدَ الْمِحَالِ، يَا عَزِيزُ، يَا مَنْ ذَلَّتْ لِعِزَّتِكَ جَمِيعُ خَلْقِكَ، اكْفِنِي مِنْ شَرِّ جَمِيعِ خَلْقِكَ، يَا مُحْسِنُ، يَا مُجْمِلُ، يَا مُتَفَضِّلُ، يَا مُنْعِمُ، يَا مُتَكَرِّمُ، يَا مَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ، ارْحَمْنِي بِرَحْمَتِكَ، يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ. اللَّهُمَّ بِسِرِّ الْحَسَنِ وَأَخِيهِ، وَجَدِّهِ وَأَبِيهِ، وَأُمِّهِ وَبَنِيهَا، اكْفِنِي شَرَّ هَذَا الْيَوْمِ وَمَا يَنْزِلُ فِيهِ، يَا كَافِي الْمُهِمَّاتِ، يَا دَافِعَ الْبَلِيَّاتِ، ﴿فَسَيَكْفِيكَهُمُ اللهُ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ﴾، وَحَسْبُنَا اللهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ، وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيمِ، وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.

Allahumma ya syadidal quwa, wa ya syadidal mihal, ya ‘azizu, ya man dzallat li ‘izzatika jami‘u khalqika, ikfini min syarri jami‘i khalqika. Ya muhsinu, ya mujmil, ya mutafadhdhil, ya mun‘im, ya mutakarrim, ya man la ilaha illa anta, irhamni birahmatika, ya arhamar rahimin. Allahumma bisirril Hasan wa akhihi, wa jaddihi wa abihi, wa ummihi wa baniha, ikfini syarra hadzal yaum wa ma yanzilu fihi, ya kafiyal muhimmat, ya dafi‘al baliyat. Fasayakfikahumullahu wahuwa as-sami‘ul ‘alim. Hasbunallahu wa ni‘mal wakil, wa la haula wa la quwwata illa billahil ‘aliyyil ‘azhim. Wa shallallahu ‘ala sayyidina Muhammadin wa ‘ala alihi wa shahbihi wa sallam.

Artinya: "(Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang) Ya Allah, wahai Yang Maha Kuat, wahai Yang Maha Dahsyat dalam melakukan pembalasan, wahai Yang Maha Perkasa, wahai Dzat yang seluruh makhluk tunduk kepada kemuliaan-Mu, lindungilah aku dari kejahatan seluruh makhluk-Mu. Wahai Pemberi kebaikan, wahai Pemberi keindahan, wahai Yang Maha Pemurah, wahai Yang Maha Pemberi nikmat, wahai Yang Maha Pemulia, wahai Dzat yang tiada Tuhan selain Engkau, kasihanilah aku dengan rahmat-Mu, wahai Tuhan Yang Maha Pengasih di antara para pengasih. Ya Allah, dengan rahasia al-Hasan dan saudaranya, kakeknya dan ayahnya, ibunya dan anak-anaknya, lindungilah aku dari kejahatan hari ini dan apa yang turun padanya. Wahai Yang Mencukupi segala urusan penting, wahai Yang Menolak segala bencana, “Maka Allah akan melindungimu dari mereka, dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” Cukuplah Allah menjadi penolong kami, dan sebaik-baik pelindung. Tiada daya dan kekuatan kecuali dengan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung. Dan semoga Allah melimpahkan shalawat dan salam kepada junjungan kami, Nabi Muhammad, beserta keluarga dan sahabatnya."

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI