Suara.com - Sebanyak 600 pohon mangrove ditanam di Dukuh Pilangsari, Desa Pidodokulon, Kecamatan Patebon, Kabupaten Kendal, dalam aksi bertajuk "Aksi Menanam Mangrove, Pesisir Lestari: Pesisir Kuat, Bumi Selamat", Kamis (3/7/2025).
Kegiatan ini menjadi bagian dari peringatan Hari Mangrove Sedunia dan ditujukan untuk menjaga kelestarian pesisir dari ancaman abrasi dan banjir rob.
Aksi ini digagas oleh GEF SGP Indonesia bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kendal, Pusat Pemberdayaan Pelayanan Masyarakat Pesisir (P3MP), dan Mangrove Academy. Sejumlah perwakilan TNI, Polri, serta siswa-siswi SMAN 1 dan SMAN 2 Kendal turut ambil bagian dalam kegiatan ini.
Koordinator Nasional GEF SGP Indonesia, Sidi Rana Menggala, menyatakan kegiatan ini bukan sekadar seremoni, tetapi bagian dari misi jangka panjang untuk menjaga lingkungan.

“Kami sangat takjub dengan semangat kolaborasi hari ini. Ini bukan sekadar kegiatan simbolik, tapi wujud nyata kepedulian terhadap bumi,” ujarnya.
Kepala DLH Kendal, Aris Irwanto, menyebut bahwa rob kini semakin sering merendam permukiman dan sawah warga, terutama di wilayah Kartikajaya dan Turunrejo. Ia menegaskan pentingnya penanaman mangrove sebagai langkah konkret menahan abrasi dan menjaga keseimbangan alam.
“Rob kini makin masuk ke sawah-sawah, bahkan rumah warga. Penanaman mangrove ini sangat vital untuk memperlambat laju abrasi,” tegasnya.
Data dari Jurnal Hidrografi Indonesia mencatat bahwa dalam kurun 1990–2020, garis pantai Kendal bertambah panjang dari 41,82 km menjadi 59,13 km. Namun, di balik itu, wilayah pesisir juga mengalami abrasi signifikan, khususnya di bagian timur, serta penurunan permukaan tanah yang memperparah bencana rob.
Pentingnya keterlibatan generasi muda juga menjadi sorotan. Feriyanto Puri Hariyati, Penyuluh Kehutanan DLHK Wilayah 4 Jawa Tengah, mengapresiasi partisipasi para pelajar dalam aksi ini.
Baca Juga: Maudy Ayunda Bagikan Tips Mulai Gaya Hidup Sehat Sambil Jaga Lingkungan, Ini Caranya
“Melibatkan anak muda itu penting. Mereka perlu diberi ruang untuk belajar langsung dan menumbuhkan kepedulian sejak dini,” ujarnya.
Salah satu inisiatif yang mendorong edukasi lingkungan bagi generasi muda adalah Mangrove Academy, yang diinisiasi oleh Wasito, Ketua P3MP dan penerima penghargaan Kalpataru. Wasito mengatakan, siswa-siswa tidak hanya diajak menanam, tapi juga belajar membudidayakan dan merawat mangrove.
“Harapannya, mereka jadi agen perubahan di masa depan,” kata Wasito.
Kolaborasi lintas sektor ini menjadi bukti bahwa pelestarian lingkungan pesisir bisa dilakukan bersama, melibatkan pemerintah, masyarakat, komunitas, dan anak muda. Upaya seperti ini diharapkan mampu memperkuat ketahanan pesisir Kendal di tengah ancaman perubahan iklim dan degradasi lingkungan.