8 Fakta Bulu Baria, Gunung Terbersih di Sulawesi: Punya Fenomena Awan Terjun!

Selasa, 15 Juli 2025 | 16:14 WIB
8 Fakta Bulu Baria, Gunung Terbersih di Sulawesi: Punya Fenomena Awan Terjun!
Pemandangan Gunung Bulu Baria di Sulawesi (Dok.Eiger)
Pos Registrasi Gunung Bulu Baria di Sulawesi. (Dok.Eiger)
Pos Registrasi Gunung Bulu Baria di Sulawesi. (Dok.Eiger)

Aturan ini bukan sekadar formalitas belaka, karena ada sanksi bila pendaki kedapatan melanggar termasuk jika meninggalkan sampah di Bulu Baria. Contohnya barang yang seharusnya menjadi sampah tidak dibawa pulang kembali, mereka akan dikenakan denda hingga sanksi harus kembali mengambil sampah tersebut.

"Terkait sanksi pendaki yang meninggalkan sampah di Bulu Baria itu dikasih 2 pilihan yaitu mengambil kembali sampah yang ditinggalkan di kawasan Bulu Baria atau dikenakan denda, denda tersebut kita gunakan sebagai operasional untuk mencari sampah yang tertinggal," jelasnya.

4. Periode pendakian ditutup

Menurut Mustain, selaiknya manusia yang membutuhkan istirahat untuk kembali pulih maka begitu juga dengan gunung seperti Bulu Baria. Sehingga pendakian Bulu Baria dipastikan tutup pada Januari hingga Maret setiap tahunnya untuk merawat ekosistem.

"Bulu Baria akan ditutup di Januari hingga Maret saat puncak musim hujan. Untuk perawatan ekosistem, dan mengembalikan kondisi alamnya, kini Bulu Baria dikenal sebagai gunung bebas sampah di Sulawesi," kata Mustain.

5. Terapkan program kolaborasi

Keberlangsungan Bulu Baria sebagai gunung terbersih di Sulawesi tidak sembarang dilakukan, EIGER Adventure yang pertama kali memperkenalkan Zero Waste Mountain turut ambil peran agar lingkungan gunung yang memiliki 9 pos pendakian ini. Tidak main-main, brand outdoor asli Indonesia ini secara khusus membangun pos registrasi check point untuk para pendaki.

Di pos registrasi inilah pengelola basecamp bisa nyaman mengecek logistik dan kesiapan pendaki, sehingga aturan tetap ditegakkan. Termasuk fasilitas toilet di pos registrasi sehingga pendaki lebih nyaman, serta meningkatkan kualitas eco wisata di Bulu Baria ini.

"Tidak hanya itu, EIGER pun membantu menyiapkan wadah makanan yang bisa digunakan berkali-kali, untuk memindahkan dan menyimpan perbekalan pendaki yang berpotensi menimbulkan sampah plastik, juga mengirimkan perlengkapan pendakian seperti sleeping bag, matras, peralatan untuk evakuasi, handy talky dan beberapa peralatan," cerita Mustain.

Baca Juga: Pasca Insiden Juliana Marins, Pendaki Rinjani Kini Wajib Menginap Dulu di Sembalun

6. Sampah jadi paving block

Tidak hanya dikumpulkan, sampah-sampah plastik diproses menjadi bahan bangunan seperti ecobrick dan paving block. Ini adalah contoh nyata bagaimana konsep zero waste dijalankan hingga ke tahap akhir.

"Kemudian yang sudah jadi sampah kami olah menjadi ecobrick dan paving block," timpal Mustain.

7. Bisa didaki pemula dengan syarat

Meski punya ketinggian nyaris 3.000 MDPL, ternyata Mustain memastikan gunung ini ramah bagi pemula. Ini karena jalur yang dilalui tidak terlalu teknikal, sehingga cocok untuk pendaki pemula yang sudah mempersiapkan stamina dan fisiknya.

"Di Bulu Baria bisa didaki oleh pemula tetapi harus ada latihan fisik dan mental, karena di Bulu Baria kita melewati 9 pos yang estimasi setiap posnya memakan waktu 40 hingga 60 menit," jelasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI