Menjadi pewaris sering kali dipandang lebih “nyaman” karena tidak perlu menghadapi kerasnya membangun dari awal. Namun, kenyataannya tidak sesederhana itu.
Pewaris juga punya tantangan tersendiri, seperti menjaga nama baik, mempertahankan kualitas, dan menghadapi ekspektasi tinggi dari lingkungan sekitar.
Bila tidak punya kapasitas dan integritas, pewaris justru bisa menghancurkan apa yang telah dibangun susah payah oleh perintis.
Pewaris yang sukses biasanya memiliki rasa tanggung jawab tinggi, keterampilan manajemen, dan visi jangka panjang.
Mereka perlu adaptif dengan zaman dan tidak boleh terlena dengan zona nyaman. Banyak kisah bisnis keluarga runtuh karena pewaris tidak mampu melanjutkan visi pendahulunya.
Enak Jadi Perintis atau Pewaris?
Pertanyaan ini tentu tidak punya jawaban mutlak. Semuanya tergantung pada perspektif dan kesiapan masing-masing individu.
Menjadi perintis memang berat karena harus membangun dari nol, tetapi hasil perjuangannya bisa sangat memuaskan dan berdampak besar.
Sementara itu, menjadi pewaris juga tidak selalu mudah. Anda harus punya kualitas diri yang mumpuni agar bisa menjaga dan melanjutkan apa yang telah diwariskan.
Bisa jadi, perintis dan pewaris adalah dua peran yang berbeda, tetapi saling melengkapi.
Baca Juga: Dikritik karena Singgung Perintis, Ryu Kintaro sampai Sakit dan Tak Masuk Sekolah
Tanpa perintis, tidak ada yang bisa diwariskan. Tanpa pewaris yang bertanggung jawab, perjuangan perintis bisa sia-sia.
Kontributor : Hillary Sekar Pawestri