Apa itu Fatty Liver yang Diderita Indra Bekti? Ini Gejala, Penyebab, Pencegahan, dan Pengobatannya

Ruth Meliana Suara.Com
Selasa, 05 Agustus 2025 | 16:45 WIB
Apa itu Fatty Liver yang Diderita Indra Bekti? Ini Gejala, Penyebab, Pencegahan, dan Pengobatannya
Indra Bekti (instagram.com/indrabekti)

Suara.com - Kabar mengejutkan datang dari presenter Indra Bekti yang divonis mengidap fatty liver. Awalnya ia mengira hanya mengalami gangguan lambung biasa, namun hasil pemeriksaan menunjukkan adanya penumpukan lemak di organ hati.

Lalu, apa itu fatty liver yang diderita Indra Bekti?

Kepada Suara.com, Indra Bekti mengaku berat badannya turun drastis sebanyak 12 kilogram. Ia menjalani diet ketat dan hanya mengonsumsi satu sendok nasi per makan demi memulihkan kondisi hatinya.

Fatty liver atau perlemakan hati kini semakin sering terjadi di kalangan dewasa usia produktif. Penyakit ini berkembang diam-diam tanpa gejala awal, tetapi bisa menyebabkan sirosis hingga kanker hati jika tidak ditangani.

Kondisi Indra Bekti menjadi pengingat bahwa siapa saja bisa terkena fatty liver, meskipun tidak mengonsumsi alkohol. Pola makan buruk dan gaya hidup tidak aktif adalah penyebab utama yang sering diabaikan.

Oleh sebab itu, yuk kenali fakta fatty liver yang diderita Indra Bekti, mulai dari gejala, penyebab, hingga pencegahan dan pengobatan.

Apa itu Fatty Liver?

ilustrasi fatty liver (freepik)
ilustrasi fatty liver (freepik)

Fatty liver atau yang dikenal sebagai perlemakan hati adalah kondisi medis saat lemak menumpuk secara berlebihan di dalam sel-sel hati.

Dalam dunia kedokteran modern, kondisi ini kini dikategorikan sebagai metabolic dysfunction–associated steatotic liver disease atau MASLD.

Baca Juga: Indra Bekti Terkena Fatty Liver, Turun 12 Kilogram Gara-Gara Diet Ketat

Istilah MASLD sendiri dipakai untuk menggantikan non-alcoholic fatty liver disease (NAFLD). Tujuannya untuk mencerminkan hubungan eratnya dengan gangguan metabolik seperti obesitas dan diabetes tipe 2.

Fatty liver tergolong sebagai “silent disease” karena sering kali tidak menimbulkan gejala pada tahap awal. Namun bila tidak ditangani, fatty liver dapat berkembang menjadi kondisi yang lebih serius seperti peradangan hati (MASH), sirosis, atau bahkan kanker hati.

Deteksi dini dan perubahan gaya hidup adalah kunci untuk mencegah kerusakan lebih lanjut.

Gejala Fatty Liver

ilustrasi fatty liver (freepik/brgfx)
ilustrasi fatty liver (freepik/brgfx)

Banyak orang tidak menyadari bahwa mereka mengidap fatty liver karena gejalanya tidak selalu terasa jelas. Namun beberapa tanda bisa muncul seiring dengan progresi penyakit, baik secara sistemik maupun terlihat dari kondisi kulit.

Gejala umum fatty liver meliputi:

  • Rasa tidak nyaman atau nyeri di perut kanan atas
  • Cepat lelah atau merasa lemas tanpa sebab jelas
  • Penurunan berat badan tanpa disengaja
  • Nafsu makan menurun
  • Gangguan pencernaan atau mual
  • Kulit dan bagian putih mata menguning (jika sudah parah)
  • Perubahan warna kulit seperti kehitaman di area leher atau ketiak (acanthosis nigricans)
  • Gatal-gatal pada kulit dan mudah memar

Pada banyak kasus, gejala-gejala ini baru muncul ketika fatty liver sudah berkembang menjadi peradangan atau sirosis, sehingga penting untuk melakukan pemeriksaan kesehatan rutin.

Penyebab Fatty Liver

ilustrasi fatty liver (freepik)
ilustrasi fatty liver (freepik)

Fatty liver terjadi ketika tubuh tidak mampu memproses dan menyimpan lemak dengan efisien, sehingga lemak menumpuk di hati. Penumpukan ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor metabolik dan gaya hidup.

Beberapa penyebab umum fatty liver antara lain:

  • Kelebihan berat badan atau obesitas, terutama lemak di sekitar perut
  • Resistensi insulin yang menyebabkan penumpukan lemak di hati
  • Konsumsi gula dan karbohidrat sederhana secara berlebihan, terutama dari minuman manis dan makanan olahan
  • Kurangnya aktivitas fisik sehingga metabolisme tubuh menjadi lambat
  • Kolesterol dan trigliserida tinggi dalam darah
  • Pola makan tinggi lemak jenuh dan rendah serat
  • Stres kronis, yang memengaruhi hormon dan metabolisme tubuh

Pada kasus tertentu, fatty liver juga bisa disebabkan oleh pengobatan tertentu, gangguan metabolik genetik, atau kekurangan nutrisi penting seperti kolin.

Kelompok yang Berisiko terkena Fatty Liver

ilustrasi fatty liver (freepik/brgfx)
ilustrasi fatty liver (freepik/brgfx)

Tidak semua orang berisiko sama terhadap fatty liver. Beberapa kelompok memiliki kecenderungan lebih tinggi terkena penyakit ini karena faktor metabolik maupun gaya hidup.

Faktor risiko utama fatty liver meliputi:

  1. Obesitas atau kelebihan berat badan, terutama dengan lingkar pinggang besar
  2. Diabetes tipe 2 atau pradiabetes
  3. Hipertensi atau tekanan darah tinggi
  4. Kolesterol total dan LDL tinggi, serta HDL rendah
  5. Sindrom metabolik (gabungan dari beberapa faktor di atas)
  6. Riwayat keluarga dengan penyakit hati atau gangguan metabolik
  7. Usia di atas 40 tahun, meskipun kini kasus pada usia muda semakin meningkat
  8. Gaya hidup sedentari, atau kurang gerak
  9. Pola makan tinggi kalori, gula, dan lemak tidak sehat
  10. Kebiasaan mengonsumsi alkohol, meski dalam kasus MASLD alkohol bukan penyebab utama

Memahami faktor risiko ini bisa membantu seseorang untuk lebih waspada dan mengambil langkah preventif sejak dini.

Cara Mencegah Fatty Liver

ilustrasi fatty liver (freepik)
ilustrasi fatty liver (freepik)

Fatty liver bisa dicegah dan bahkan dibalikkan jika ditangani sejak awal. Kunci utamanya adalah memperbaiki gaya hidup secara menyeluruh, terutama pola makan dan aktivitas fisik.

Berikut beberapa cara efektif mencegah fatty liver:

  • Menurunkan berat badan secara bertahap, idealnya 5–10 persen dari berat awal
  • Mengatur pola makan seimbang, tinggi serat, rendah gula, lemak jenuh, dan olahan
  • Menghindari konsumsi minuman manis seperti soda, jus kemasan, atau teh kemasan
  • Rutin berolahraga, minimal 150 menit per minggu (jalan kaki cepat, bersepeda, berenang, dan sebagainya)
  • Mengelola stres dengan baik, karena stres kronis memengaruhi metabolisme tubuh
  • Tidur cukup dan berkualitas, setidaknya 7 jam per malam
  • Membatasi konsumsi alkohol, meskipun tidak menjadi penyebab utama, tetap bisa memperparah kondisi hati
  • Rutin cek kesehatan, terutama jika memiliki faktor risiko seperti diabetes atau kolesterol tinggi

Dengan perubahan gaya hidup yang konsisten, banyak penderita fatty liver yang mengalami perbaikan fungsi hati bahkan tanpa perlu pengobatan obat-obatan khusus.

Kasus Indra Bekti terkena fatty liver menjadi pengingat bahwa penyakit ini bisa menyerang siapa saja tanpa gejala awal yang jelas. Dengan deteksi dini dan perubahan gaya hidup, fatty liver bisa dicegah dan dikendalikan secara efektif.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI