Suara.com - Penurunan daya beli ternyata tidak hanya terjadi di pusat perbelanjaan tapi juga merambah e-commerce atau situs belanja online. Tak main-main, sejak awal 2025 jualan online menurun hingga 30 persen dibanding periode sebelumnya.
Koordinator bazar pedagang online to offline GlamLocal, Rizky Azhar mengatakan brand online saat ini mengalami tantangan yang besar karena persaingan brand, beban biaya admin e-commerce, hingga pajak 0,5 persen yang bakal dikenakan pemerintah.
"Kalau penurunan itu memang sudah dirasakan dari awal tahun ya. Mungkin lebih dari 30 persen ya," ujar Rizky ditemui saat event GlamLocal Mid Year Sale 2025 di City Hall, Pondok Indah Mall 3, Jakarta Selatan, Rabu (6/8/2025).

Perempuan yang akrab disapa Kiky ini mengatakan angka penurunan itu terbilang besar dan signifikan apabila dikonversi menjadi nilai rupiah. Bahkan Kiky mendapati rekan brand online, setidaknya 1 dari 5 di antaranya, terpaksa gulung tikar.
"Itu cukup besar sih, dan itu banyak banget. Bahkan yang aku tahu banyak juga, 1 dari 5 brand itu dalam 2 bulan ini, ada yang brand itu tutup, memutuskan untuk tutup, karena tidak sanggup untuk cover," cerita Kiky.
Lebih lanjut perempuan yang juga pemilik Gamaleea ini mengakui, tren penurunan belanja online ini tidak pandang bulu karena rata dialami hampir semua brand fashion lokal. Ditambah setelah pandemi, semakin banyak bermunculan brand baru lalu adanya pergeseran belanja online ke belanja offline.
"Secara di online sekarang secara garis besar itu penjualannya hampir semua turun, karena banyak isu kan ya, belum lagi di marketplace kita juga dikasih tambahan biaya di adminnya naik, belum lagi pemerintahnya ikut nimbrung pajak 0,5 persen. Kita jadi harus benar-benar struggling di online," papar Kiky
"Banyak belanjanya di offline sekarang, karena experience-nya dapat gitu kan. After pandemi itu banyak banget brand fashion bermunculan. Jadi balik lagi karena pemainnya banyak, dengan mungkin marketnya yang masih belum terlalu berkembang, jadinya harus struggling bareng-bareng," sambungnya.

Inilah sebabnya, bazar seperti GlamLocal yang kali ini sedang berlangsung pada 6 hingga 10 Agustus 2025 merupakan salah satu strategi yang dilakukan brand online agar tidak 'tumbang'. Lewat bazar ini brand online bisa menjangkau konsumen baru dengan belanja offline.
Baca Juga: Orang Kaya Malas Belanja, Pertumbuhan Ekonomi Lesu
Apalagi dengan belanja offline maka ada pengalaman belanja tambahan, bisa memegang bahan hingga mencoba langsung produk tersebut di lokasi sebelum akhirnya membeli.
Bazar yang terdiri dari brand modest fashion lokal Indonesia terbukti semakin diminati dari pelaksanaan sebelumnya. Ini karena brand lokal umumnya membuat desain yang sesuai dengan karakteristik dan minat masyarakat Indonesia.
Adapun brand yang terlibat yakni seperti Louisa Luna, Restu Anggraini, Gamaleea, Atkey, Bwbyaz, Kamila Wardrobe, Aqsa, Abinaya, WMD Fashion, Rurik, Nueta, Yeppuoutfit, Lizahrani, Kienka, Heaven Lights, Callanda Hijab, Cottonary, Kalana Scarves, Tuscany, dan masih banyak lagi.
Tak hanya itu, juga hadir brand pendukung seperti Cekhas, Nay Sportswear, Jims Honey, yang menawarkan produk sepatu, sportswear, dan aksesoris.