Suara.com - Kabar ditemukannya Dea Permata Karisma (27), wanita asal Purwakarta yang tewas bersimbah darah di rumahnya baru-baru ini menggemparkan publik.
Korban ditemukan tak bernyawa pada Selasa siang, 12 Agustus 2025 di kediamannya yang berlokasi di Jatiluhur dengan sejumlah luka tusuk di tubuhnya.
Terungkap bahwa sebelum kematiannya, Dea telah berbulan-bulan menerima teror dan ancaman pembunuhan melalui pesan WhatsApp (WA).
Ancaman tersebut bahkan sudah sempat dilaporkan ke Polsek Jatiluhur. Namun, laporan itu tidak mendapatkan tindak lanjut dari pihak berwenang.
Kasus ini pun memicu kemarahan publik. Akun Instagram Polsek Jatiluhur langsung dibanjiri komentar dari warganet.
![Ilustrasi pembunuhan. [Ist]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2024/12/18/56901-ilustrasi-pembunuhan-ist.jpg)
Kronologi Penemuan Korban
Korban pertama kali ditemukan tak bernyawa oleh pembantunya. Saat ditemukan, tubuhnya bersimbah darah dengan sejumlah luka tusuk.
Seorang tetangga mengaku masih melihat korban pada sekitar pukul 10.00 WIB. Saat itu, Dea tampak seperti biasa dan diduga hendak membeli sayur.
Tak lama setelahnya, pembantu korban berlari ketakutan ke luar rumah sambil berteriak bahwa majikannya telah dibunuh.
Baca Juga: Dea Permata Purwakarta Dibunuh, Publik Tuntut Oknum Babinsa Polisi Ditangkap Buntut Abaikan Laporan
Tetangga dan warga di sekitar rumah Dea yang mendengar teriakan itu pun langsung bergegas menuju rumah korban.
Peristiwa ini kemudian diselidiki oleh Polres Purwakarta. Tim identifikasi melakukan olah TKP dan akan dilakukan autopsi untuk memastikan penyebab kematian korban.
Korban Sempat Dapat Teror
Menurut keterangan orang tua korban, sebelum ditemukan tewas, Dea telah mengalami berbagai teror selama berbulan-bulan.
Aksi teror dimulai dari pelemparan cat ke rumah. Pelaku bahkan pernah menerobos masuk ke kediaman korban, meski akhirnya terpergok pembantu dan melarikan diri.
Selain itu, korban juga pernah menerima pesan singkat di WhatsApp (WA) yang berisi ancaman pembunuhan secara eksplisit.
Menanggapi berbagai teror tersebut, ibu korban menjelaskan bahwa pihak keluarga telah melapor ke Babinsa hingga Polsek Jatiluhur.
Namun, saat itu laporan tersebut tidak mendapatkan tindak lanjut hingga akhirnya Dea ditemukan tak bernyawa di rumahnya.