Suara.com - Perhatian masyarakat dunia kini berpusat pada kematian Zara Qairina yang diduga tewas karena terbunuh.
Kematian tragis perempuan asal Malaysia tersebut dinilai janggal. Terdapat beberapa indikasi bahwa Zara meninggal secara tragis dan kejam.
Beberapa pengakuan dari pihak keluarga sempat viral dan membuat masyarakat dunia untuk menuntut kepolisian Malaysia menuntut tuntas kematian Zara.
Diketahui, proses penyelidikan tewasnya perempuan asal Negeri Jiran tersebut telah mencapai investigasi.
Polisi telah mendalami kronologi kematian Zara Qairina sekaligus melakukan otopsi terhadap korban.
Adapun sepanjang perkembangan investigasi, ada beberapa kejanggalan yang dilakukan oleh tim penyelidikan.
Polisi juga telah mengusut tuntas kejanggalan tersebut, termasuk memanggil beberapa penyidik.
Lantas, bagaimana rentetan kejadian dugaan pembunuhan Zara Qairina? Bagaimana jawaban kepolisian?
Zara Qairinaditemukan tewas: Dugaan pembunuhan mencuat
Baca Juga: Kematian Janggal Zara Qairina: Wajah Mulus Tanpa Goresan, Keluarga Duga Didorong dari Lantai 3
Nasib tragis dialami Zara Qairina Mahathir (13) yang tengah menempuh studi di Sekolah Menengah Kebangsaan Agama (SMKA) Tun Datu Mustapha Limauan, Papar, Sabah, Malaysia.
Zara ditemukan tak sadarkan diri di sebuah kubangan selokan di asrama sekolahnya pada tanggal 16 Juli 2025 silam.
Sejumlah pihak yang menemukan Zara pada dini hari akhirnya segera melarikannya ke Rumah Sakit Queen Elizabeth I.
Zara sempat mendapatkan perhatian medis dan dirawat selama sehari. Nahas, Zara akhirnya dinyatakan meninggal dunia.
Keluarga akhirnya menerima kabar kematian Zara.
Sang ibunda sempat menemukan kejanggalan pada tubuh Zara. Ditemukan luka memar di punggung Zara yang akhirnya membuat keluarga curiga.
Keluarga juga menaruh kecurigaan lantaran jam-jam Zara ditemukan di selokan adalah jam aktif para siswa meskipun sudah malam hari.
"Pukul 2-3 dini hari, banyak anak masih terjaga. Ada yang sedang makan, mengobrol, berkumpul di kamar mandi atau di lantai bawah untuk mencuci pakaian," ujar pengakuan keluarga Zara yang kini viral di media sosial, dikutip Kamis (14/8/2025).
Seharusnya banyak yang mendengar Zara terjatuh dan meminta tolong jika memang benar ia jatuh karena kecelakaan.
"Jika benar banyak siswa masih terjaga saat itu, mengapa tidak ada yang melihat, mendengar jeritan, atau datang membantu?," lanjut pihak keluarga.
Pihak keluarga akhirnya menuntut agar polisi mendalami kematian Zara yang diduga mendapatkan kekerasan di sekolah.
Penyelidikan dimulai, polisi hadapi kejanggalan pada tim penyidik
Meskipun keluarga melayangkan tuntutan agar kematian Zara diselidiki, polisi sempat enggan melakukan otopsi.
Sebagaimana yang disampaikan oleh pihak kepolisian kepada awak media New Straits Time, Kamis (14/8/2025) ditemukan adanya indikasi pelanggaran prosedur.
Oknum kepolisian menolak otopsi dengan dalih keluarga Zara memberikan penolakan.
Jawaban dari kepolisian tersebut akhirnya memunculkan kecurigaan makin besar di tengah-tengah publik.
Direktur Departemen Investigasi Kriminal (CID) Bukit Aman, Datuk M Kumar kepada wartawan New Straits Time mengakui bahwa ada kesalahan pada pihak penyidik.
Penyidik seharusnya langsung memroses otopsi karena kasus ini sedang dalam proses penyidikan usai ada dugaan unsur pembunuhan.
Hasil penyelidikan diungkap
Kumar dalam keterangan terpisah kepada tim media New Straits Time, Kamis (14/8/2025) akhirnya memberikan jawaban terhadap penyebab kematian Zara.
Melalui otopsi, Zara dipastikan meninggal karena cidera otak.
Otopsi tersebut dilakukan menyusul kontroversi terhadap sikap penyidik yang enggan melakukan otopsi.
Kumar memang tak memungkiri bahwa hasil tersebut sesuai dengan penyelidikan sebelum otopsi digelar.
Polisi memastikan bahwa Zara jatuh dan mengalami memar di kepala.
Adapun polisi urung menyatakan bahwa Zara meninggal karena perbuatan orang lain atau dibunuh.
Publik hingga kini masih menyerukan agar kematian Zara diusut tuntas.
Pasalnya, banyak kecurigaan yang hingga kini urung terjawab polisi kendati sudah melakukan otopsi.
Kontributor : Armand Ilham