Suara.com - Presiden Prabowo Subianto secara resmi telah menyampaikan pidato pengantar mengenai Rancangan Undang-Undang (RUU) APBN 2026 beserta nota keuangan APBN 2026 di hadapan Rapat Paripurna DPR RI, Jumat 15 Agustus 2025.
Ini merupakan APBN perdana yang arsitekturnya dirumuskan sepenuhnya di bawah kepemimpinan Prabowo, yang diarahkan untuk mewujudkan visi "Indonesia yang tangguh, mandiri dan sejahtera."
Dalam pidato itu, Prabowo memaparkan postur anggaran negara yang ambisius dengan total belanja mencapai Rp3.786,5 triliun. Angka ini dirancang untuk menjawab berbagai tantangan global sambil memastikan perlindungan dan peningkatan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.
"Arsitektur APBN 2026 merupakan implementasi dari visi dan misi saya bersama Saudara Wakil Presiden yang diarahkan untuk mewujudkan Indonesia yang tangguh, mandiri dan sejahtera," tegas Prabowo di Gedung Parlemen, Jumat (15/8/2025).
Pemerintah menunjukkan optimisme tinggi, berbekal capaian ekonomi positif hingga pertengahan 2025. Pertumbuhan ekonomi yang mencapai 5,12%, angka pengangguran yang turun ke 4,76%, serta tingkat kemiskinan yang ditekan hingga level terendah sepanjang sejarah di 8,47% menjadi fondasi kuat dalam merancang anggaran belanja negara tahun 2026.
8 Agenda Prioritas APBN 2026
Presiden Prabowo menguraikan bahwa APBN 2026 akan difokuskan pada delapan agenda prioritas utama. Setiap agenda didukung oleh alokasi anggaran yang signifikan untuk memastikan program berjalan efektif dan tepat sasaran.
Berikut rincian delapan agenda prioritas tersebut:
1. Ketahanan Pangan: Dengan total anggaran Rp164,4 triliun, pemerintah menargetkan swasembada beras dan jagung. Alokasi ini termasuk Rp46,9 triliun untuk subsidi 9,62 juta ton pupuk dan Rp22,7 triliun untuk memperkuat peran Bulog.
Baca Juga: Puan Maharani Setuju Efisiensi Anggaran 2026 : Asal untuk Rakyat
2. Ketahanan Energi: Dukungan fiskal sebesar Rp402,4 triliun dialokasikan untuk menjaga stabilitas harga energi, memastikan subsidi tepat sasaran, dan mempercepat transisi ke Energi Baru Terbarukan (EBT).
3. Makan Bergizi Gratis (MBG): Program unggulan ini mendapatkan alokasi fantastis sebesar Rp335 triliun. Anggaran ini ditargetkan untuk menjangkau 82,9 juta siswa, ibu hamil, dan balita, sekaligus menggerakkan ekonomi lokal dan UMKM.
4. Pendidikan Bermutu: Pemerintah memenuhi amanat konstitusi dengan alokasi 20% atau sebesar Rp757,8 triliun, yang merupakan anggaran pendidikan terbesar sepanjang sejarah. Fokusnya adalah peningkatan kualitas guru, beasiswa PIP dan KIP Kuliah, serta revitalisasi fasilitas sekolah.
5. Kesehatan Berkualitas: Anggaran sebesar Rp244 triliun disiapkan untuk memperkuat Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) bagi 96,8 juta warga miskin, percepatan penurunan stunting, dan program Cek Kesehatan Gratis (CKG).
6. Perekonomian Rakyat: Menggerakkan ekonomi desa melalui pembentukan 80 ribu Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih yang didukung akses pembiayaan murah dari Bank Himbara.
7. Pertahanan Semesta: Fokus pada modernisasi alat utama sistem pertahanan (alutsista), pemberdayaan industri strategis nasional, dan peningkatan kesejahteraan prajurit TNI.
Percepatan Investasi & Perdagangan: Mendorong proyek hilirisasi senilai USD 38 miliar dan melanjutkan Program 3 Juta Rumah untuk rakyat, di mana 770.000 rumah akan didukung langsung oleh APBN 2026.
Menjaga Kesehatan Fiskal di Tengah Ambisi Besar
Meskipun merancang belanja yang besar, Presiden Prabowo menegaskan komitmen pemerintah untuk menjaga kesehatan dan kredibilitas APBN.
"Kita harus prudent mengelola utang, defisit dan rasio utang dijaga pada batas aman," ujarnya.
Berikut adalah postur RAPBN 2026:
Belanja Negara: Rp3.786,5 triliun
Pendapatan Negara: Rp3.147,7 triliun
Defisit Anggaran: Rp638,8 triliun atau 2,48 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Defisit ini akan ditopang oleh pembiayaan yang prudent, inovatif, dan berkelanjutan, termasuk dengan memberdayakan peran BUMN (Danantara) dan swasta untuk mengurangi ketergantungan pada APBN.
Target Ekonomi yang Ingin Dicapai
Dengan arsitektur fiskal tersebut, pemerintah menargetkan sejumlah indikator makroekonomi yang optimistis pada tahun 2026:
Pertumbuhan Ekonomi: 5,4 persen
Inflasi: Terkendali di level 2,5 persen
Nilai Tukar Rupiah: Rp16.500 per Dolar AS
Tingkat Kemiskinan: Turun ke rentang 6,5 - 7,5 persen
Pidato ini menjadi sinyal kuat bahwa pemerintahan baru siap bekerja cepat untuk merealisasikan janji-janji kampanyenya. Pembahasan RUU APBN 2026 bersama DPR kini dinantikan publik untuk melihat bagaimana alokasi raksasa ini akan dieksekusi demi kemakmuran rakyat.