Suara.com - Kartika Sari Dewi Soekarno, putri Proklamator RI Soekarno, berhasil mencuri perhatian publik dengan penampilannya yang memukau. Dia tampil anggun mengenakan kebaya brokat biru muda di Upacara HUT RI ke-80 di Istana Merdeka pada 17 Agustus 2025 lalu.
Kehadiran Kartika Sari Dewi Soekarno seolah menjadi simbol hidup yang menghubungkan masa lalu perjuangan bangsa dengan era modern. Hal ini juga sekaligus memicu rasa penasaran masyarakat mengenai sosok Kartika Sari termasuk harta kekayaannya. Lantas seberapa besar kekayaan Kartika Sari Dewi Soekarno? Simak penjelasan berikut ini.
Kekayaan Kartika Sari Dewi Soekarno

Kartika Sari Dewi Soekarno adalah putri dari sosok paling penting dalam sejarah Indonesia dan memiliki latar belakang hidup di kalangan elite global. Namun, untuk menjawab pertanyaan tersebut secara pasti sangatlah sulit.
Hingga saat ini, tidak ada data resmi yang secara spesifik merinci total kekayaan pribadi Kartika Sari Dewi Soekarno. Informasi yang dapat diakses oleh publik cenderung lebih banyak membahas tentang aset dan kehidupan ibunya, Ratna Sari Dewi Soekarno (atau dikenal Dewi Soekarno).
Meski demikian, kita dapat memperkirakan sumber kekayaan dan status finansial Kartika Sari Dewi Soekarno melalui rekam jejak kehidupan dan kariernya yang terbilang istimewa.
Pendidikan dan Karier

Pemilik nama lengkap Karina Kartika Sari Dewi Soekarno ini lahir di Tokyo, Jepang, pada 11 Maret 1967 sehingga kini berusia 58 tahun. Dia menghabiskan masa kecilnya di Paris dan menempuh pendidikan di Swiss. Latar belakang pendidikan di Eropa ini membuka jalannya untuk meniti karier internasional.
Dalam perjalanan karier profesionalnya, Kartika pernah menjadi wartawan televisi di Tokyo dan berkarier di salah satu biro periklanan ternama yang berlokasi di New York. Karier profesional yang beragam di kota-kota besar dunia ini menunjukkan bahwa dia memiliki penghasilan yang stabil dari pekerjaannya, bukan hanya mengandalkan warisan.
Selain meniti karier, Kartika juga memiliki reputasi sebagai sosok yang peduli dan aktif di bidang sosial. Pada tahun 1998, dia mendirikan Kartika Soekarno Foundation (KSF). Yayasan ini fokus pada bidang pendidikan dasar, kebudayaan, dan kesejahteraan ibu-anak di Indonesia.
Melalui yayasan ini, Kartika bekerja sama dengan lembaga internasional seperti UNICEF dan CARE-USA, menunjukkan jaringan dan pengaruhnya yang luas. Kegiatan KSF, seperti melatih guru di 75 sekolah dasar dan memberikan beasiswa. Hal ini menunjukkan komitmen Kartika terhadap kemajuan bangsa dan secara tidak langsung mencerminkan kemampuan finansialnya untuk menjalankan program-program tersebut.
Baca Juga: Kontras di HUT RI: Anak Kecil di Gowa Mengais Sisa Jamuan Pejabat
Pernikahan Dengan Tokoh Penting Dunia

Pada Desember 2005, Kartika menikah dengan seorang bankir asal Belanda, Frits Frederik Seegers. Suaminya bukan sosok sembarangan karena merupakan Presiden Citibank Eropa pada saat itu. Pernikahan ini secara jelas menempatkan Kartika dalam lingkaran sosial dan ekonomi global.
Beberapa laporan media menyebutkan bahwa karier Frits Frederik Seegers sangat cemerlang di dunia perbankan. Dia bahkan pernah mendapat tawaran fantastis saat pindah dari Citibank ke Barclays sebagai CEO pada tahun 2006.
Tawarannya mencakup gaji pokok sebesar 700 ribu poundsterling (sekitar Rp 13 miliar) dan berbagai bonus serta kompensasi besar hingga puluhan miliar rupiah. Bahkan, saat keluar dari Barclays pada tahun 2009, dia mendapatkan pesangon yang sangat besar.
Meskipun pendapatan ini adalah milik suaminya, kehidupan bersama dan harta gono-gini dari pernikahan mereka yang berlangsung hingga 2021 tentu saja berkontribusi pada stabilitas finansial Kartika. Dari pernikahannya, Kartika mempunyai seorang anak bernama Frederik Kiran Soekarno Seegers.
Walau tidak ada angka pasti yang dapat dipublikasikan, latar belakang Kartika Sari Dewi Soekarno terbilang luar biasa. Mulai dari pendidikan kelas atas, karier profesional di luar negeri, keterlibatannya dalam yayasan sosial, hingga pernikahannya dengan bankir internasional.
Hal ini menunjukkan bahwa Kartika memiliki kehidupan yang jauh dari kesulitan finansial. Kekayaannya tidak hanya berasal dari garis keturunan, tetapi juga dari usaha dan koneksi yang dia bangun sendiri.
Kontributor : Trias Rohmadoni