Berapa Luas Gedung DPR RI? Suara Pendemo Kabarnya Tak Terdengar Meski Pakai Toa

Yasinta Rahmawati Suara.Com
Kamis, 28 Agustus 2025 | 15:29 WIB
Berapa Luas Gedung DPR RI?  Suara Pendemo Kabarnya Tak Terdengar Meski Pakai Toa
Berapa Luas Gedung DPR RI (MPR RI)

Suara.com - Pernahkah Anda bertanya-tanya, berapa luas gedung DPR RI yang sering menjadi sorotan publik? Pertanyaan ini kembali ramai dibicarakan setelah muncul perbincangan di media sosial mengenai fenomena unik, di mana suara pendemo yang tak terdengar meski menggunakan toa di sekitar kompleks parlemen.

Topik ini bukan hanya mengundang rasa penasaran tentang desain dan struktur gedung, tetapi juga menyinggung aspek sosial, politik, dan simbolis dari bangunan yang menjadi pusat legislasi Indonesia.

Gedung atau lebih tepatnya kompleks DPR RI yang terletak di Senayan, Jakarta, bukan sekadar bangunan fisik. Ia menjadi representasi dari kekuasaan rakyat melalui wakil-wakilnya.

Namun, di sisi lain, gedung ini juga sering dianggap sebagai simbol jarak antara pemerintah dengan masyarakat, terutama saat suara aspirasi tak tersampaikan dengan maksimal. Mari kita telusuri lebih jauh mengenai luas gedung DPR RI, sejarah pembangunannya, serta mengapa suara pendemo seolah meredam di hadapannya.

Sejarah Pembangunan Gedung DPR RI

Gedung DPR RI yang kita kenal sekarang mulai dibangun pada era Presiden Soekarno, tepatnya tahun 1965. Pada awalnya, gedung ini dirancang sebagai Gedung Conefo (Conference of the New Emerging Forces) yang dimaksudkan untuk menjadi pusat pertemuan negara-negara berkembang.

Namun, rencana itu berubah setelah dinamika politik nasional beralih ke masa pemerintahan Orde Baru. Akhirnya, bangunan ini diresmikan sebagai kantor DPR/MPR RI.

Dengan arsitektur yang khas, yakni atap berbentuk kura-kura raksasa, gedung ini menjadi ikon kawasan Senayan. Bentuk arsitekturnya yang kokoh, modern untuk masanya, dan memiliki struktur beton bertulang, membuatnya menjadi salah satu bangunan monumental di Jakarta.

Berapa Luas Gedung DPR RI?

Baca Juga: Sindir DPR Kerja Joget Doang Tunjangan Rp600 Juta, Said Iqbal: Buruh Sewa Rumah Rp700 Ribu

Lantas, berapa luas gedung DPR RI sebenarnya? Kompleks DPR RI berdiri di atas lahan sekitar 80 hektar di kawasan Senayan, Jakarta Pusat. Namun, luas gedung utamanya sendiri diperkirakan mencapai lebih dari 100 ribu meter persegi, mencakup ruang rapat paripurna, ruang komisi, ruang fraksi, serta berbagai fasilitas penunjang.

Luas area yang begitu besar ini memang dirancang untuk mengakomodasi ribuan aktivitas politik setiap harinya. Di dalam kompleks, terdapat pula taman, jalan internal, area parkir, hingga fasilitas publik lain yang mendukung kinerja parlemen.

Tak heran jika banyak orang menyebut gedung ini sebagai salah satu komplek pemerintahan terluas di Indonesia, bahkan menyerupai sebuah kota kecil yang sibuk dengan aktivitas politik dan administrasi negara.

Fenomena: Suara Pendemo Tak Terdengar Meski Pakai Toa

Fenomena yang ramai dibicarakan adalah suara pendemo yang tidak terdengar meski menggunakan pengeras suara (toa) di depan gedung DPR RI. Banyak yang menduga hal ini bukan kebetulan, melainkan akibat dari desain arsitektur dan tata letak kawasan gedung.

Beberapa faktor yang kemungkinan memengaruhi fenomena ini antara lain:

  • Desain Akustik dan Struktur Bangunan: Bentuk atap dan dinding beton tebal berpotensi meredam suara dari luar, sehingga sorakan massa tidak mudah masuk ke dalam ruang rapat.
  • Luas Area dan Posisi Pagar: Dengan area kompleks seluas 80 hektar, jarak antara titik demo di luar pagar dengan ruang utama gedung cukup jauh. Hal ini membuat suara semakin melemah meski menggunakan pengeras suara.
  • Faktor Pengamanan: Ada kemungkinan juga bahwa pengaturan ruang terbuka, pagar tinggi, serta keberadaan vegetasi di sekitar gedung turut menjadi “peredam alami” suara.

Fenomena ini memunculkan pro dan kontra. Sebagian menilai hal itu membuat aspirasi rakyat tidak terdengar langsung oleh wakilnya.

Namun ada juga yang menilai hal ini sebagai mekanisme normal mengingat fungsi gedung DPR adalah bekerja secara fokus di dalam ruangan.

Simbol Jarak Antara Rakyat dan Wakilnya?

Di luar aspek teknis arsitektur, isu “suara pendemo tak terdengar meski pakai toa” juga mengandung makna simbolis. Banyak yang melihat ini sebagai refleksi adanya jarak antara rakyat dengan wakil yang duduk di kursi parlemen. Aspirasi masyarakat kerap dianggap sulit menembus dinding birokrasi, seolah sama sulitnya dengan menembus dinding tebal gedung DPR RI.

Namun, tentu pandangan ini bisa diperdebatkan. Sebab secara formal, DPR RI tetap memiliki mekanisme menerima aspirasi rakyat, baik melalui audiensi resmi, surat, maupun kanal digital. Pertanyaannya hanya: seberapa efektif mekanisme itu berjalan?

Fakta Menarik Gedung DPR RI

Selain soal luas area dan isu akustik, ada beberapa fakta menarik tentang gedung DPR RI:

  • Arsitektur Unik: Atap berbentuk kura-kura dianggap sebagai simbol kesabaran dan ketekunan.
  • Fungsi Multifungsi: Gedung ini tidak hanya digunakan untuk sidang paripurna, tetapi juga kegiatan diplomasi internasional.
  • Kompleks Luas: Dengan lahan 80 hektar, kompleks DPR setara dengan luas 150 kali lapangan sepak bola standar FIFA.
  • Ikon Senayan: Lokasinya berdampingan dengan Gelora Bung Karno, menjadikannya pusat aktivitas nasional.

Jadi, berapa luas gedung DPR RI? Kompleks ini berdiri di atas lahan sekitar 80 hektar, dengan gedung utama yang memiliki luas puluhan ribu meter persegi.

Luas dan kokohnya bangunan ternyata juga menjadi faktor yang memengaruhi fenomena suara pendemo tak terdengar meski pakai toa, sebuah isu yang ramai diperbincangkan masyarakat.

Terlepas dari pro dan kontra, gedung DPR RI tetap menjadi simbol penting dalam perjalanan demokrasi Indonesia. Bangunan ini bukan hanya pusat politik, tetapi juga cermin bagaimana hubungan antara rakyat dan wakilnya terus diuji.

Kontributor : Rishna Maulina Pratama

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI

Ingin dapat update berita terbaru langsung di browser Anda?