- Prilly ternyata sempat menerima tawaran untuk masuk ke dunia politik.
- Beberapa posisi strategis pernah ditawarkan ke Prilly, termasuk menjadi Wakil Gubernur.
- Selain karier yang cemerlang, Prilly juga memiliki latar belakang pendidikan yang mentereng.
Suara.com - Selain sukses di dunia hiburan, Prilly Latuconsina ternyata pernah ditawari masuk ke dunia politik. Tak main-main, ia sempat ditawari posisi sebagai wakil gubernur, namun ia tolak. Lantas, Prilly Latuconsina lulusan mana?
Sejak pertama kali muncul di televisi, Prilly menunjukkan bakat aktingnya sekaligus kemampuan menjadi presenter, model, bahkan produser.
Di samping kesuksesannya di industri hiburan, Prilly kerap menunjukkan kepeduliannya pada pendidikan.
Ia berhasil menyeimbangkan karier yang padat dengan studinya, sehingga bisa menyelesaikan pendidikan tinggi dengan prestasi gemilang.
Usai terungkap bahwa Prilly mendapatkan banyak tawaran untuk masuk politik, bahkan menjadi wakil gubernur, banyak pertanyaan terkait Prilly Latuconsina lulusan mana? Simak ulasan lengkapnya berikut ini.
Profil dan Pendidikan Prilly Latuconsina

Lahir di Tangerang pada 15 Oktober 1996, Prilly Mahatei Latuconsina merupakan anak sulung dari pasangan Rizal Latuconsina, keturunan Ambon, dan Ully Djulita, keturunan Sunda. Prilly memiliki seorang adik laki-laki bernama Raja Latuconsina.
Pendidikan dasar Prilly ditempuh di SDIT Asy-Syukriyyah, sekolah yang dipilih orang tuanya agar nilai-nilai agama tertanam sejak dini.
Selanjutnya, ia melanjutkan pendidikan ke SMP Negeri 4 Tangerang dan SMA Negeri 7 Tangerang.
Karena kesibukannya di dunia hiburan, Prilly beralih ke homeschooling di bawah bimbingan Kak Seto, sehingga tetap bisa menempuh pendidikan dengan fleksibel.
Baca Juga: Tolak Jadi Wagub, Prilly Latuconsina Buka Suara soal Tawaran Jadi Menteri Pendidikan
Setelah menyelesaikan SMA, ia menunda melanjutkan pendidikan untuk fokus pada kariernya.
Prilly baru memulai perkuliahan pada 2017 di London School of Public Relations (LSPR) Jakarta, jurusan Ilmu Komunikasi.
Meski jadwalnya padat dengan syuting dan berbagai proyek, ia berhasil menyelesaikan studi pada 2021 dengan predikat Summa Cum Laude, meraih nilai A, dinobatkan sebagai Best of the Best Graduate 2021, serta mendapat tawaran beasiswa penuh untuk program pascasarjana.
Perjalanan Karier Prilly Latuconsina
Perjalanan Prilly di dunia hiburan dimulai pada 2009 ketika ia mulai mengasah kemampuan aktingnya di Sanggar Ananda.
Tidak lama setelah bergabung, ia terpilih menjadi talent dalam program anak "Bocah Petualang" yang syuting di Lombok, dan kemudian membawakan acara "Si Bolang" serta "Koki Cilik".
Selain itu, Prilly juga aktif sebagai model untuk berbagai brand lokal, bintang video klip, penulis buku, penyanyi, hingga produser film.
Ia pun berhasil meraih berbagai penghargaan bergengsi, seperti Aktris Terpopuler Indonesia Television Awards 2016 dan Pemeran Pendukung Perempuan Terbaik FFI 2023.
Tak hanya aktif di dunia hiburan, Prilly juga berperan sebagai dosen praktisi.
Prilly juga berkesempatan menjadi pengajar di Universitas Gadjah Mada (UGM) pada mata kuliah Kajian Selebritas, serta di Universitas Udayana (Unud) untuk mata kuliah Perencanaan Bisnis Usaha Kreatif.
Pada April 2025, Prilly secara resmi menjadi dosen di LSPR, kampus tempat ia berkuliah.
Pernah Ditawari Jadi Wakil Gubernur
Di balik kesibukannya, Prilly ternyata sempat menerima tawaran untuk masuk ke dunia politik. Dalam wawancara di program Bukan Bintang Biasa Metro TV, ia mengungkapkan bahwa beberapa kali ditawari posisi strategis, termasuk posisi wakil gubernur.
Namun, Prilly menolak kesempatan itu karena merasa masih banyak bidang lain di mana ia bisa bermanfaat bagi masyarakat.
"Ya aku belum tertarik di dunia politik aja sih, karena aku merasa masih ada bidang-bidang lain dan masih bisa bermanfaat dengan cara yang lain," ujar Prilly.
Pilihan Prilly menegaskan bahwa pengaruh besar yang dimilikinya tidak membuatnya melenceng dari bidang yang ia sukai.
Demikianlah ulasan lengkap terkait riwayat pendidikan Prilly Latuconsina. Perjalanan hidupnya menjadi bukti bahwa ketenaran tidak menghambat seseorang untuk mengejar pendidikan tinggi dan meraih prestasi akademik.
Kontributor : Dini Sukmaningtyas