Fakta di lapangan menunjukkan kebanyakan warga Nepal bekerja tanda menandatangani kontrak resmi terutama yang bekerja di sektor pertanian. Dalam persoalan pengangguran ini, Kalangan muda menjadi kelompok yang paling terdampak.
Setiap hari, lebih dari 1.000 pemuda meninggalkan Nepal untuk bekerja di negara-negara Teluk Persia atau Malaysia. Puluhan ribu lainnya menjadi buruh musiman di India.
Data resmi mencatat 741 ribu orang keluar dari Nepal sepanjang 2024, mayoritas mencari nafkah di sektor konstruksi dan pertanian.
Remitansi dari pekerja migran ini menjadi penopang utama ekonomi Nepal. Pada 2024, kiriman uang dari luar negeri mencapai 11 miliar dolar AS, atau sekitar 26 persen dari perekonomian nasional.
Ironisnya, para pekerja migran yang mendapatkan pendapatan minim ini masih harus membagi pendapatan mereka dengan keluarga di kampung halaman.
Pendapatan yang sudah dibagi tersebut masih harus dibagi lagi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan lain sebagainya selama tinggal di negeri orang.
4. Korupsi yang Mengakar
Bagi banyak warga Nepal, terutama generasi muda, korupsi adalah akar persoalan terbesar. Transparency International menempatkan Nepal sebagai salah satu negara paling korup di Asia.
Rangkaian skandal terus mencuat, mulai dari penggelapan dana 71 juta dolar AS dalam pembangunan Bandara Internasional Pokhara hingga kasus suap terkait pemalsuan dokumen pengungsi Bhutan. Dalam kasus terakhir, sejumlah politisi dari berbagai partai disebut terlibat, tetapi hanya oposisi yang didakwa.
Baca Juga: Geger Nepal: Gaya Hidup Mewah Pejabat Bikin Rakyat Marah, Rumah Menteri dan Presiden Dibakar
Minimnya penegakan hukum membuat kepercayaan publik semakin runtuh. Meski banyak investigasi dilakukan, jarang ada kasus yang benar-benar berakhir di meja hijau.
5. Biaya Hidup Tinggi, Pemerintah Gagal Hadir
Masyarakat Nepal merasakan langsung dampak lemahnya tata kelola negara. Harga kebutuhan pokok dan biaya pendidikan melonjak. Para petani kesulitan mendapatkan pupuk saat musim tanam padi.
Kondisi di Kathmandu, ibu kota Nepal bahkan makin berat. Kota ini menjadi tujuan banyak anak muda untuk menempuh pendidikan tinggi atau mencari kerja, tetapi inflasi membuat biaya hidup di sana sulit dijangkau.
6. Elit Politik yang Bergantian Berkuasa
Sejak konstitusi baru disahkan pada 2015, hanya tiga nama yang bergantian menduduki kursi perdana menteri yaitu K.P. Sharma Oli, Pushpa Kamal Dahal, dan Sher Bahadur Deuba. Masa jabatan mereka rata-rata hanya satu hingga dua tahun, menciptakan kesan “permainan kursi” tanpa kemajuan berarti.