Terinspirasi Indonesia? 7 Fakta Demo Nepal Dipicu Pejabat Korupsi Gila-gilaan dan Doyan Flexing

Farah Nabilla Suara.Com
Rabu, 10 September 2025 | 11:47 WIB
Terinspirasi Indonesia? 7 Fakta Demo Nepal Dipicu Pejabat Korupsi Gila-gilaan dan Doyan Flexing
Fakta-fakta Demo Nepal (X@nepalsrhinoarmy)

Suara.com - Setelah Indonesia, demonstrasi di Nepal juga menggunakan bendera One Piece untuk melakukan aksi protes atas kegagalan pemerintahan dalam mengelola negara. 

Massa aksi turun ke jalan sejak Senin, 8 September 2025. Protes besar-besaran yang mengguncang Nepal ini dipimpin oleh generasi muda.

Mereka tidak hanya menyoroti kebijakan pelarangan penggunaan sosial media, tetapi juga korupsi, pengangguran dan persoalan fundamental lainnya. 

Aksi protes ini berhasil melengserkan Perdana Menteri K.P Sharma Oli dan sejumlah menteri. Mereka mengundurkan diri pada Selasa malam.

Sayangnya, aksi pengunduran diri tersebut tidak menghentikan massa aksi. Kerusuhan sudah terlanjur menyebar, hingga terjadi tindakan anarkis seperti aksi membakar kantor pemerintahan dan rumah para politisi.

Lantas, apa yang sebenarnya melatarbelakangi demonstrasi di negeri yang berada di antara India dan Tiongkok ini? Berikut rangkuman fakta-faktanya.

1. Dipicu Larangan Media Sosial

Beberapa hari sebelum aksi pecah, pemerintah Nepal melarang penggunaan sejumlah platform media sosial populer, termasuk TikTok. Alasannya, untuk meredam perpecahan sosial.

Namun, kebijakan itu justru menyulut kemarahan publik. Pasalnya, banyak keluarga Nepal menggantungkan komunikasi dengan anggota keluarganya yang bekerja di luar negeri lewat media sosial. Ketika akses itu diputus, kekecewaan masyarakat pun meledak.

Baca Juga: Geger Nepal: Gaya Hidup Mewah Pejabat Bikin Rakyat Marah, Rumah Menteri dan Presiden Dibakar

Pada Selasa (9/9/2025), pemerintah akhirnya mencabut larangan tersebut, tetapi kerusuhan sudah terlanjur menyebar.

2. Generasi Z Jadi Motor Aksi

Para demonstran mengklaim diri sebagai suara Generasi Z Nepal. Mereka tidak hanya marah atas kekerasan aparat yang terjadi di hari pertama aksi, Senin (8/9/2025), tetapi juga ingin menyoroti berbagai masalah sosial yang sudah menumpuk sejak Nepal beralih dari monarki ke republik demokratis pada 2015.

Foto-foto anak-anak politisi yang hidup mewah atau flexing kerap dijadikan simbol ketidakadilan oleh para demonstran. Bagi mereka, elit politik hanya memperkaya diri sementara rakyat kesulitan bertahan hidup.

3. Pengangguran Jadi Masalah Utama

Menurut survei Nepal Living Standard yang dirilis Kantor Statistik Nasional pada 2024, tingkat pengangguran resmi berada di angka 12,6 persen. Namun, angka ini dianggap tidak mencerminkan realita karena hanya menghitung sektor formal.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI