Geger Nepal: Gaya Hidup Mewah Pejabat Bikin Rakyat Marah, Rumah Menteri dan Presiden Dibakar

M Nurhadi Suara.Com
Rabu, 10 September 2025 | 10:56 WIB
Geger Nepal: Gaya Hidup Mewah Pejabat Bikin Rakyat Marah, Rumah Menteri dan Presiden Dibakar
Aksi demo berdarah di Nepal. (Foto: via Al Jazeera)
Baca 10 detik
  • PM Nepal mengundurkan diri di tengah kerusuhan.
  • Protes dipicu larangan media sosial dan korupsi.
  • Kerusuhan menyebabkan 19 orang tewas dan gedung parlemen dibakar.

Suara.com - Perdana Menteri Nepal KP Sharma Oli mengundurkan diri di tengah gejolak kerusuhan terburuk dalam beberapa dekade terakhir.

Keputusan ini diambil saat kemarahan publik memuncak, dipicu oleh kematian 19 demonstran anti-korupsi dalam bentrokan dengan polisi pada Senin awal pekan ini.

Situasi semakin memanas pada Selasa, di mana ribuan massa membakar gedung parlemen di ibu kota Kathmandu, yang mengirimkan kepulan asap hitam tebal ke langit.

Bangunan-bangunan pemerintah dan rumah para pemimpin politik di seluruh negeri juga menjadi sasaran serangan. Tiga korban jiwa tambahan dilaporkan pada hari yang sama.

Di tengah kekacauan, pejabat penjara melaporkan sekitar 900 narapidana berhasil melarikan diri dari dua penjara di wilayah barat Nepal.

Protes yang Berawal dari Pembatasan Media Sosial 

Awalnya, demonstrasi dipicu oleh larangan pemerintah terhadap beberapa platform media sosial yang diberlakukan sejak 28 Agustus.

Meskipun larangan tersebut dicabut pada Senin, protes sudah berkembang menjadi gerakan massa yang tak terbendung, menargetkan para elit politik.

Beberapa akun mengaitkan aksi ini dengan demo di Indonesia yang juga ekspresi dari kekecewaan publik terhadap gaji mewah dan gaya hidup pejabat, sementara rakyat kesulitan ekonomi.

Baca Juga: Mahasiswa Geruduk DPR: Ultimatum 17+8 Tuntutan Rakyat Menggema!

Kepala Angkatan Darat Nepal mengeluarkan pernyataan yang menuduh para demonstran memanfaatkan krisis saat ini untuk merusak, menjarah, dan membakar properti publik maupun swasta.

Militer menyatakan, jika kerusuhan terus berlanjut, "semua institusi keamanan, termasuk Angkatan Darat Nepal, berkomitmen untuk mengendalikan situasi," terhitung mulai pukul 22.00 waktu setempat, tanpa menjelaskan secara rinci langkah-langkah yang akan diambil.

Di dalam gedung parlemen, ratusan demonstran tampak merayakan dengan menari dan meneriakkan slogan di sekitar api di pintu masuk gedung.

Sebagian dari mereka memasuki gedung, memecahkan semua jendela, dan menyemprotkan grafiti serta pesan-pesan anti-pemerintah di bagian luar bangunan.

Seorang warga Kathmandu, Muna Shreshta (20), yang berada di antara kerumunan besar di luar gedung parlemen, mengungkapkan, dikutip via BBC.

Ia mengatakan bahwa korupsi sudah menjadi isu lama, dan sekarang adalah "waktu yang tepat bagi negara kita, perdana menteri, dan siapa pun yang berkuasa untuk berubah, karena kita butuh perubahan." Ia berharap perubahan ini akan membawa sesuatu yang positif bagi masa depan Nepal.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI