Daripada bekerja keras memperbaiki kondisi, mereka lebih memilih bersandar pada bantuan pihak lain. Upaya untuk mengubah keadaan sering kali diabaikan karena sudah terbiasa mengandalkan orang di sekitarnya.
5. Hobi Meminta-Minta
Ciri yang paling kentara adalah kebiasaan meminta, baik uang, barang, maupun jasa, tanpa rasa sungkan atau bersalah, meski orang yang dimintai tidak selalu berada dalam kondisi mampu.
Yudo Sadewa menilai mental seperti ini menjadi penyebab kemiskinan.
Namun jika menilik ulasan lain, sejumlah pakar menegaskan bahwa kemiskinan di Indonesia sudah masuk kategori struktural, dipengaruhi ketidakadilan dalam sistem sosial dan ekonomi yang menyebabkan kesenjangan akses terhadap sumber daya.
Faktor inilah yang dinilai membuat kemiskinan sulit terputus dari satu generasi ke generasi berikutnya. Jadi bukan sekadar karena mentalitas per individu.
Berdasarkan data Bank Dunia, dengan garis kemiskinan ekstrem internasional terbaru pada 2024, sebanyak 5,4 persen penduduk Indonesia masuk kategori miskin.
Sementara itu, 19,9 persen termasuk miskin menurut standar negara berpendapatan menengah bawah (LMIC), dan 68,3 persen dikategorikan miskin jika menggunakan standar negara berpendapatan menengah atas (UMIC).
Meski demikian, garis kemiskinan nasional masih dianggap paling tepat untuk menjadi acuan kebijakan di Indonesia.
Baca Juga: Heboh! Anak Menteri Keuangan Minta Maaf Tuduhan Agen CIA ke Sri Mulyani: Hanya Bercanda?
Per September 2024, tingkat kemiskinan nasional tercatat 8,57 persen, dengan penetapan garis kemiskinan di level provinsi, baik untuk wilayah perkotaan maupun pedesaan.
Dalam beberapa tahun terakhir, banyak negara telah menaikkan standar garis kemiskinan nasional mereka. Kenaikan ini, ditambah dengan perubahan biaya hidup global, membuat standar kemiskinan internasional ikut disesuaikan.
Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni