Alvi Maulana: Tukang Jagal Jadi Pembunuh Mutilasi Kekasih, Punya Ciri Narsistik

M Nurhadi Suara.Com
Kamis, 11 September 2025 | 14:23 WIB
Alvi Maulana: Tukang Jagal Jadi Pembunuh Mutilasi Kekasih, Punya Ciri Narsistik
Alvi Maulana (24), pelaku pembunuhan dan mutilasi di Mojokerto. (Ist)
Baca 10 detik
  • Pelaku mutilasi di Mojokerto bernama Alvi Maulana berhasil diringkus.
  • Ahli duga pelaku punya gangguan kepribadian borderline dan narsisistik.
  • Latar belakang pelaku sebagai jagal mempermudah aksinya.

Suara.com - Alvi Maulana, Pelaku mutilasi di Kecamatan Pacet, Mojokerto telah diringkus dan diamankan oleh pihak berwenang di Polres Mojokerto setelah ditangkap dengan mengunakan timah panas pada, Minggu 07 September 2025.

Mutilasi kekasihnya yang dilakukan oleh Alvi Maulana masih terus didalami oleh beberapa pihak, terutama ahli psikologi forensik Surabaya, Riza Wahyuni.

Menurut Riza Wahyuni, pengakuan pelaku di Polres Mojokerto yang mengatakan membunuh korban karena tuntutan hidup bukanlah satu-satunya alasan.

Ada hal lain yang melatarbelakangi kenapa pelaku sampai tega memutilasi jasad korban hingga menjadi potongan-potongan kecil lalu dibuang ke beberapa titik untuk meninggalkan jejak. Tidak mungkin dilakukan oleh orang normal!.

Seseorang dengan kepribadian tertentu, dengan prilaku tertentu serta kebiasan sehari-harinya memungkinkan ia melakukan tindak kejahatan.

Lantas, apa saja hal-hal yang melatarbekalangi pelaku melakukan pembunuhan menurut ahli psikologi forensik. Berikut ulasannya.

Sosok Alvi Maulana dan Keluarganya

Tidak ada informasi yang detail membahas siapa keluarga Alvi. Diketahui Alvi merupakan seorang perantau yang berasal dari Dusun atau Desa Aek Paing, Kecamatan Rantu Utara, Kabupaten Labuhan Batu, Sumatera Utara.

Alvi berprofesi sebagai driver ojek online setelah sebelumnya menyelesaikan pendidikan tinggi jurusan informatika di Universitas Trunojoyo, Madura, Jawa Timur.

Baca Juga: Rangkuman Berita Mutilasi Mojokerto, 65 Potongan Tubuh Ditemukan di Dasar Jurang

Tinggal Seatap Dengan Tiara

Semasa kuliah Alvi bertemu dengan Tiara Angelina Saraswati (TAS), teman satu kampus namun berbeda jurusan. Alvi informatika, sementara korban dari fakultas manajemen.

Alvi dan korban menjalin hubungan asmara hingga lima tahun. Sejak April 2025 yang lalu, mereka berdua memutuskan tinggal seatap dan menetap di kontrakan di Jalan Lidah Wetan, kecamatan Lakarsantri, Kota Surabaya, Jawa Timur.

Menurut pengakuan dari warga setempat, Alvi merupakan sosok pemuda yang pendiam, jarak bergaul dengan yang lain, pergi ke luar luar rumah hanya untuk membeli makanan di warung nasi.

Psikopat

Meskipun diketahui Alvi merupakan sosok yang pendiam. Menurut Riza, dari beberapa kasus pembunuhan yang ia tangani sebelumnya.

Berkaca dari kasus pembunuhan koper merah di Kediri, pelaku pembunuhan dikenal alim dan pendiam.

Namun siapa sangka, dibalik sikapnya yang dingin seseorang memilki kecenderungan untuk melakukan tindak kejahatan. Seperti cara Alvi memutilasi jasad korban menjadi beberapa bagian bukanlah hal yang mudah. Tidak mungkin dilakukan oleh orang normal.

Pelaku memiliki kecenderungan masalah kepribadian seperti borderline personality yang emosinya tak terkontrol dan memilki tendesi untuk menyakiti orang lain.

“Pengalaman dari kasus koper merah dan lain sebagainya. Misalnya memiliki kecenderungan kepribadian borderline personality, emosinya tidak terkontrol, berapi-api, dia tidak mampu mengendalikan diri. Lalu ditemukan tendensi menyakiti orang lain atau oleh orang awam adalah perilaku psikopat,” kata Riza seperti dikutip Suara.com.

Narsisitik Disorder Personality atau NDP

Penyebab seseorang melakukan tindak kejahatan biasanya karena sakit hati atau emosi sesaat. Riza melihat dari sisi psikologi, kencendrungan tak normal ini karena ada masalah dengan kepribadiannya.

Riza menemukan adanya kemungkinan pelaku mengidap NPD, sistem personality disorder, tak mau terkalahkan, merasa paling hebat. Hal yang demikian tersebut diatas bisa menyebabkan tendesi seseorang untuk melakukan tindak kejahatan.

“Atau di dalam perilaku sehari-harinya bisa saja dia memang memiliki prilaku yang pemarah, sangat posesif, NPD, merasa paling hebat, jadinya relasi kuasanya,” ujar Riza menambahkan.

Berpengalaman

Latar belakang pekerjaan Alvi sebagai jagal hewan bisa menjadi motivasi ia melakukan mutilasi. Cara ia memotong jasad korban hingga jadi bagian kecil bukanlah hal yang mudah.

Dan potongan-potongan kecil yang ditemukan seperti mata, gigi, otot dan sebagainya hanya bisa dilakukan oleh orang-orang yang sudah berpengalaman di dunia jagal hewan.

Namun Riza, meminta publik untuk tidak menggeneralisasi profesi jagal hewan melakukan hal yang serupa.

Toxic Relationship

Riza menambahkan, adanya dugaan hubungan yang tidak sehat antara Alvi dan Tiara. Berkaca dari kasus koper merah di Kediri, alasan pelaku membunuh korban karena cemburu.

Namun motif ini bukan jadi satu-satunya alasan. Banyak hal lain yang melatarbelakangi seseorang berbuat tindak kejahatan, diantaranya desakan ekonomi dan kecemburuan.

“Desakan ekonomi, kecemburuan dan lain sebagainya membuat mereka berperilaku seperti itu,” katanya.

Kontributor : Damayanti Kahyangan

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI