Suara.com - Media sosial X mendadak heboh dengan munculnya slogan ‘eat the rich’ hingga warganet ramai-ramai membahas istilah tersebut, bermula dari sebuah akun X @/barengwarga menggaungkan ‘eat the rich’.
“Banyak yang kaget atau tersinggung sama slogan ‘eat the rich’. Padahal maksudnya bukan benci orang kaya secara personal, tulis akun itu pada, Sabtu 13 September 2025 lalu.
Selain itu, akun tersebut juga membuat sebuah narasi mencengangkan terkait slogan ‘eat the rich’, yang mana mereka penikmat kue ekonomi terbesar justru lebih ringan membayar pajak.
Sedangkan rakyat kecil justru punya keharusan menanggung beban lebih berat.
Arti Eat the Rich
Sebenarnya apa sih arti dari slogan eat the rich itu? Berdasarkan hasil rangkuman dari berbagai sumber, istilah tersebut merupakan suatu ungkapan yang melambangkan bentuk perlawanan terhadap para penguasa, karena dianggap selalu mengabaikan kepentingan rakyat.
Awal mula eat the rich muncul pada masa terjadinya Revolusi Prancis hasil karya Jean Jacques Rousseau. Kala itu, Raja Louis XV1 serta para bangsawan hidup dalam kemewahan dan berfoya-foya.
Kondisi tersebut berbanding terbalik dengan rakyat jelata, mereka cenderung seadanya, penuh penderitaan bahkan sampai rela mengkonsumsi roti berjamur hanya demi bertahan hidup.
Usut punya usut, 98 persen masyarakat Prancis yang masuk golongan paling bawah tidak memiliki suara di Pemerintahan.
Baca Juga: Tiga Lembaga Ekonom Kritik Pemerintah: Gelombang Demo Cerminan Gagal Kelola Ekonomi Berkeadilan!
Setelah bertahun-tahun lamanya hidup dalam kesengsaraan, kelaparan hingga masih saja dibebani pajak yang mencekik, akhirnya pada tahun 1789 meledak Revolusi Prancis.
Seiring berjalannya waktu, istilah tersebut tidak lagi dimaknai seperti aslinya, melainkan sebagai wujud kritik terhadap sistem perekonomian, sosial dan kondisi politik.
Dalam artian sebagai simbol perlawanan terhadap kesenjangan yang makin hari tambah melebar, khususnya kekayaan masih sering terpusat pada sebagian orang berpengaruh saja.
Penggunaan di Media Sosial Sekarang
Slogan yang sempat populer saat Revolusi Prancis tersebut, punya perbedaan penerapan pada masa sekarang atau era modern ini. Ada beberapa point penting berkaitan eat the rich yang masih ramai di medsos.
Berbagai platform media sosial seperti Instagram, TikTok, Twitter (X), istilah eat the rich sering muncul pada saat kondisi tertentu. Hal itu mencerminkan bahwa slogan akan kembali menyapa warganet saat kondisi sedang tidak baik-baik saja.
Fungsinya lebih tertuju pada meme satir yang dilambangkan dengan gambar-gambar penuh kemewahan dilengkapi caption sindiran.
Aksi Protes Terhadap Kesenjangan yang Terjadi
Fenomena ini berkaitan dengan aksi protes yang muncul ke permukaan, sebagai akibat dari keresahan tiada akhir. Karena adanya pemicu utama berupa kesenjangan sosial dan ekonomi, kaum kaya cenderung mengabaikan penderitaan rakyat kecil.
Saat melihat istilah eat the rich bermunculan beserta gambar-gambar satirenya, bukan berarti mengajak orang untuk melawan dengan kekerasan fisik. Justru sebaliknya, ini hanyalah wujud dari perlawanan simbolis yang menuntut adanya kesetaraan dan keadilan distribusi kekayaan.
Alasan Slogan Eat the Rich Muncul di Medsos
Tidak ada asap kalau tidak ada api, kata eat the rich menjadi fenomena baru di tengah gejolak politik, sosial, ekonomi yang masih tidak menentu solusinya. Kemunculannya bukan serta merta terjadi begitu saja, ada dua hal utama yang mempengaruhinya.
Istilah ini kembali populer pada abad ke-21 ini, karena muncul pemicu utama yang masih belum dapat ditanggulangi, berupa kesenjangan pendapatan dan kekayaan hanya terfokus untuk segelintir orang.
Media sosial Indonesia heboh dengan istilah ini, sebagai respon terhadap berbagai isu ketimpangan ekonomi yang meresahkan.
Contohnya seperti kasus penjarahan beberapa waktu lalu, beban pajak untuk rakyat kecil. Sedangkan kaum elit malah asyik menimbun kekayaan.
Kontributor : Damayanti Kahyangan