- Mahfud MD mengaku sempat dihubungi seorang jenderal senior yang menawarinya posisi Menkopolkam menggantikan Budi Gunawan.
- Momen itu terjadi pada malam 7 September 2025, tepat menjelang pengumuman reshuffle kabinet Presiden Prabowo Subianto.
- Mahfud MD mengaku tidak langsung memberi jawaban. Ia menegaskan sudah memiliki standar etik dalam urusan jabatan di pemerintahan.
"Oleh sebab itu, pada saat ditanya oleh jenderal itu, saya enggak jawab. Saya bilang, 'Nanti aja lah kita pikirkan.' Kan kabarnya masih akhir Oktober," tutur Mahfud.
"Ngambang, saya tidak bilang, 'Iya'. Enggak enak menolak, kalau menolak sombong banget ini orang. Tapi kalau mau, enggak tahu diri juga ini orang, gitu lah," tambahnya.
Setelah pertemuan itu, Mahfud memilih kembali ke Yogyakarta. Mantan Menko Polhukam tersebut mengaku kini lebih sering berada di sana.
“Terus habis itu saya pulang ke Jogja lagi. Saya sekarang kan banyak di Jogja. Nah, terus perdebatan di media banyak, ada gambar saya calon Menko Polhukam, macam-macam. Ya saya di Jogja aja,” pungkasnya.
Prabowo Copot Budi Gunawan
Presiden Prabowo Subianto memberhentikan Budi Gunawan sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menkopolkam).
Budi Gunawan digantikan oleh Letjen TNI (Purn) Djamari Chaniago yang resmi dilantik menjadi Menkopolkam pada Rabu, 17 September 2025 sore.
Tak sendiri, Djamari Chaniago dilantik bersama menteri dan wakil menteri lainnya oleh Presiden Prabowo di Istana Negara, Jakarta.
Terkait dengan pemberhentian dan pelantikan tersebut didasarkan pada Keputusan Presiden Republik Indonesia nomor 86 P tahun 2025.
Baca Juga: Sebelum Kerusuhan Meletus, Mahfud MD Sebut Prabowo Tak Gubris Masukan Akademisi UGM: Udah Biarin Aja