Suara.com - Seblak, jajanan kaki lima khas Jawa Barat, kini tengah viral di Thailand. Dalam beberapa waktu terakhir, hidangan pedas dan gurih ini ramai dibicarakan warganet serta influencer setempat, yang turut membuat konten ulasan hingga video mukbang di media sosial.
Deputi Pemasaran Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Ni Made Ayu Marthini, keberhasilan seblak dalam menarik perhatian di negara tetangga ini menunjukkan potensi besar kuliner Indonesia di pasar global.
Seblak dikenal dengan cita rasa unik berkat campuran bumbu khas, terutama kencur, yang memberikan sensasi gurih, pedas, sekaligus aromatik.
Ni Made Ayu Marthini juga menyebut tren ini sebagai peluang besar bagi kuliner Indonesia.
“Seblak yang mulai mendunia adalah tanda bahwa kuliner Indonesia semakin global. Ini kesempatan bagi generasi muda untuk memanfaatkan media sosial,” ujarnya, Selasa (23/9/2025).
Bahan-bahan lain yang sering digunakan dalam seblak meliputi kerupuk, sayuran, dan protein seperti telur atau daging, yang semuanya berpadu dalam kuah yang kaya rasa.
Hidangan yang sudah populer di Indonesia ini perlahan mulai menembus pasar internasional, salah satunya Thailand.
Potensi Media Sosial dalam Menarik Wisatawan
Marthini juga menjelaskan bahwa ulasan kuliner di media sosial berpotensi menarik wisatawan asing yang mencari pengalaman berbeda.
Baca Juga: Kenapa Disebut Seblak? Begini Asal-usul Kuliner Sunda yang Lagi Viral di Thailand
Dengan banyaknya konten yang dihasilkan oleh para influencer dan pengguna media sosial, seblak mampu menciptakan buzz yang dapat membangkitkan rasa ingin tahu.
“Testimoni daring dapat mendorong wisatawan menjadikan Indonesia sebagai destinasi kuliner,” tambahnya. Ia optimistis seblak akan semakin diminati oleh pelancong internasional yang gemar menjelajahi cita rasa baru.
Sementara itu, Ketua Jaringan Gastronomi Indonesia, Vita Datau, menegaskan bahwa keberhasilan seblak tidak lepas dari kreativitas masyarakat Sunda.
“Orang Sunda adalah yang paling kreatif dalam mengeksplorasi budaya makanan mereka,” katanya.
Vita menjelaskan bahwa perpaduan variasi bahan dan keberanian dalam meracik bumbu membuat seblak mampu menggugah selera konsumen, termasuk di luar negeri.
Hal ini menunjukkan bahwa kuliner Indonesia tidak hanya beraneka ragam, tetapi juga kaya akan inovasi. Inovasi ini tidak hanya terlihat dari segi rasa, tetapi juga dalam cara penyajian.
Dengan meningkatnya kepopuleran media sosial, banyak pelaku usaha kuliner yang mulai memperhatikan aspek visual dari hidangan mereka.
Penyajian seblak yang menarik, dengan komposisi warna dan tekstur yang menggugah selera, semakin membuatnya diminati di kalangan generasi muda, baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
Harapan untuk Kuliner Nusantara
Dengan semakin dikenalnya seblak di kancah internasional, pemerintah dan pelaku industri berharap kuliner Nusantara lainnya dapat mengikuti jejaknya.
Popularitas seblak dinilai sebagai momentum untuk memperkuat promosi kuliner Indonesia sekaligus memperluas daya tarik pariwisata Tanah Air.
Kementerian Pariwisata juga berencana untuk lebih aktif dalam mempromosikan hidangan-hidangan khas Indonesia lainnya, seperti rendang, sate, dan nasi goreng, di pasar global.
Di era digital ini, penting bagi pelaku industri kuliner untuk memanfaatkan media sosial sebagai alat promosi yang efektif.
Dengan meningkatnya minat terhadap kuliner lokal di kalangan wisatawan, seblak dan hidangan Indonesia lainnya berpotensi untuk mendapatkan tempat di hati para pecinta makanan di seluruh dunia.
Dengan demikian, seblak tidak hanya sekedar jajanan kaki lima, tetapi juga simbol dari kekayaan kuliner Indonesia yang siap menyambut dunia.
Tidak hanya berfokus pada kelezatan, tetapi juga pada aspek keberlanjutan dan kesehatan, yang semakin menjadi perhatian di kalangan masyarakat modern.
Kontributor : Laili Nur Fajar Firdayanti