Inovasi Bioteknologi: Saat Limbah Diubah Jadi Solusi Berkelanjutan

Vania Rossa Suara.Com
Selasa, 30 September 2025 | 11:00 WIB
Inovasi Bioteknologi: Saat Limbah Diubah Jadi Solusi Berkelanjutan
Ilustrasi inovasi bioteknologi. (Dok. Binus University)
Baca 10 detik
  • Eco-enzyme hadir sebagai inovasi bioteknologi yang mampu mengolah limbah organik jadi produk bermanfaat, seperti sabun dan disinfektan.
  • Setiap produk diuji secara ilmiah agar tetap aman, berkualitas, dan nyaman digunakan sehari-hari.
  • Kompetisi kreatif melibatkan siswa untuk menghadirkan ide-ide bioteknologi yang mendukung SDG’s dan gaya hidup berkelanjutan.

 

Suara.com - Isu keberlanjutan kini bukan lagi sekadar jargon, tapi jadi kebutuhan nyata. Dari persoalan limbah organik, kesehatan, hingga energi, semua butuh solusi cerdas dan aplikatif. Nah, salah satu bidang ilmu yang lagi banyak dilirik karena potensinya adalah bioteknologi.

Di Indonesia, BINUS University—khususnya Program Studi Bioteknologi—punya cara unik mendekatkan sains ke masyarakat.

Mereka menggabungkan riset produk ramah lingkungan, edukasi publik, hingga kompetisi kreatif untuk siswa SMA. Fokusnya? Mendukung Sustainable Development Goals (SDG’s) melalui inovasi nyata.

Eco-Enzyme: Dari Sampah Jadi Solusi

Pernah kebayang kalau kulit buah dan sayuran bisa diolah jadi cairan pembersih alami? Itulah eco-enzyme, hasil fermentasi limbah organik dengan gula dan air. Cairan ini terbukti punya sifat antibakteri, antijamur, sekaligus ramah lingkungan.

BINUS University tak berhenti di penelitian, tapi juga mengembangkan produk turunan yang bisa dipakai sehari-hari, misalnya:

  • Sabun cuci tangan alami yang aman di kulit.
  • Sabun cuci piring & deterjen ramah lingkungan tanpa residu kimia berbahaya.
  • Multipurpose spray yang efektif sekaligus eco-friendly.

Lebih keren lagi, konsep ini mendukung circular economy: memanfaatkan limbah organik, mengurangi pencemaran, dan menghasilkan produk bernilai tambah.

Bukan Cuma Ide, Tapi Teruji

Yang bikin inovasi BINUS makin kredibel adalah setiap produk diuji secara ilmiah. Disinfektan misalnya, diteliti kemampuan antibakterinya.

Baca Juga: Inovasi Hijau Dicari! Kompetisi Ini Ajak Mahasiswa Jadi 'Arsitek' Masa Depan Industri Rendah Karbon

Produk personal care diuji sensori—dari aroma sampai teksturnya—melibatkan komunitas sebagai tester.

Jadi, bukan sekadar “green” gimmick, tapi ada dasar sains dan kenyamanan pengguna.

Kompetisi Biospheric: Latih Generasi Muda

Selain riset, BINUS juga mengajak generasi muda lewat Biospheric Competition. Tahun ini, 82 tim SMA dari berbagai daerah ikut serta dengan ide-ide segar seperti:

  • Bioplastik dari limbah organik.
  • Chitosan untuk membersihkan sungai tercemar.
  • Kosmetik alami dari limbah buah.

Bukan hanya lomba, peserta juga dapat pelatihan bioteknologi, sehingga mereka lebih paham bagaimana sains bisa dihadirkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bioteknologi: Dekat dengan Kehidupan Sehari-Hari

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI