Industri Parfum Lokal Bangkit, Wadah Kolaborasi Baru Hadir di Indonesia

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Selasa, 14 Oktober 2025 | 12:25 WIB
Industri Parfum Lokal Bangkit, Wadah Kolaborasi Baru Hadir di Indonesia
Industri parfum. (Dok. Istimewa)
Baca 10 detik
  • Industri parfum lokal butuh wadah kolaboratif agar mampu bersaing dengan merek global.
  • NOES hadir sebagai retail concept store pertama yang menyatukan lebih dari 20 brand parfum premium Indonesia.
  • Merekamemperkuat rantai pasok dan memperluas distribusi parfum lokal melalui kolaborasi, edukasi, dan ekspansi nasional.

Suara.com - Selama bertahun-tahun, industri parfum Indonesia menghadapi tantangan besar: kurangnya wadah kolaborasi dan distribusi bagi merek-merek lokal premium.

Banyak kreator aroma dalam negeri yang memiliki kualitas setara dengan produk internasional, namun terhambat oleh keterbatasan promosi dan akses pasar. Akibatnya, nama-nama besar parfum lokal sering tenggelam di tengah dominasi merek luar negeri.

Padahal, Indonesia memiliki potensi luar biasa di sektor ini. Negara ini dikenal sebagai penghasil minyak esensial utama dunia seperti nilam, vetiver, dan cendana, bahan dasar parfum yang banyak digunakan oleh brand global.

Namun tanpa sinergi antar pelaku industri, potensi besar tersebut belum terwujud maksimal. Diperlukan sebuah ekosistem yang bukan hanya menjual produk, tapi juga mempertemukan kreator, produsen, dan konsumen dalam satu ruang kolaboratif.

Kebutuhan akan ruang bersama inilah yang akhirnya melahirkan NOES, retail concept store pertama di Indonesia yang sepenuhnya didedikasikan bagi parfum lokal premium.

Industri parfum. (Dok. Istimewa)
Industri parfum. (Dok. Istimewa)

Diresmikan pada 10 Oktober 2025 di Karawaci, NOES hadir sebagai tonggak baru industri parfum nasional yang tengah tumbuh pesat dan mulai menunjukkan kemampuan bersaing di tingkat global.

Gelaran tersebut menghadirkan konsep ritel kolaboratif yang menyatukan berbagai produsen parfum lokal dalam satu ruang terpadu. Selain tempat penjualan, di sana juga menjadi pusat interaksi antara kreator parfum, pelaku industri, dan masyarakat yang ingin mengenal lebih dalam dunia wewangian lokal.

CEO NOES, Ragyan S. Antryz, menyampaikan harapannya agar inisiatif ini menjadi momentum kebangkitan parfum buatan Indonesia.

“Kami berharap bahwa dengan hadirnya kami, maka industri parfum lokal di Indonesia semakin bergairah, karena sekarang ada tempat di mana parfum-parfum lokal bersatu untuk memberikan keragaman karya anak bangsa,” ujarnya.

Baca Juga: 5 Pilihan Parfum Mykonos Aroma Musk Maskulin Harga di Bawah Rp 100 Ribu

Ragyan menjelaskan bahwa saat ini pihaknya telah bekerja sama dengan lebih dari 20 brand parfum premium lokal, dan jumlah itu akan terus bertambah.

“Kami memberikan kesempatan juga kepada para produsen parfum untuk turut serta mempromosikan brand-brand lokal yang bekerja sama dengan mereka untuk ikut berkolaborasi. Dengan kehadiran mereka, kanal distribusi dari parfum-parfum lokal tersebut akan semakin luas,” katanya.

Peluncuran NOES turut dihadiri berbagai merek parfum unggulan seperti Independence, Daoud, Aamo, Nostalgy, hingga House of VB, serta sejumlah produsen bahan baku nasional seperti Mulia Aroma Indonesia dan Eloi Coco. Kehadiran mereka memperkuat rantai pasok parfum lokal dari produksi hingga distribusi.

Dengan fasilitas seperti Perfume Library dan rencana ekspansi ke lebih dari 100 titik di Indonesia, ini tidak hanya menjadi tempat berbelanja, tapi juga simbol semangat baru bagi industri parfum Indonesia, berakar pada kekayaan alam Nusantara, namun melangkah pasti menuju pasar global.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI