Bukan Sekadar Penghubung: Rahasia di Balik Megahnya Jembatan Suramadu

Agung Pratnyawan Suara.Com
Selasa, 14 Oktober 2025 | 16:59 WIB
Bukan Sekadar Penghubung: Rahasia di Balik Megahnya Jembatan Suramadu
Ilustrasi menampilkan Jembatan Suramadu. [pexels]

Jembatan Nasional Suramadu panjang 5.438 meter menjadikan jembatan terpanjang di Indonesia sampai saat ini. Pembangunan Jembatan Suramadu dimulai pada 20 Agustus 2003.

Ditandai dengan peletakan batu Presiden Megawati Soekarnoputri. Enam tahun kemudian, proyek Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 10 Juni 2009.

Dilansir dari Eastjava, Jembatan Nasional Suramadu adalah jembatan yang membentang di atas Selat Madura, menghubungkan Pulau Jawa (Surabaya) dengan Pulau Madura (Bangkalan, khususnya di sebelah timur Kamal).

Jembatan pendekat menghubungkan jembatan utama dengan jalan raya. Jembatan utama terdiri dari tiga bagian dua bentang samping yang masing-masing memiliki panjang sekitar 192 meter dan satu bentang utama sepanjang 434 meter.

Jalan lintas dirancang untuk menghubungkan konstruksi jembatan dengan jalan darat di kedua sisi melalui perairan dangkal.

Jembatan ini dibangun untuk meningkatkan struktur ekonomi Pulau Madura, yang masih rendah jika dibandingkan dengan daerah lain di Jawa Timur. 

Proyek ini bertujuan untuk memperkuat konektivitas dan memfasilitasi arus barang serta orang, sehingga diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih baik di pulau ini. 

Dengan adanya jembatan, diharapkan potensi ekonomi lokal dapat lebih dimanfaatkan, dan peluang usaha baru dapat tercipta.

Jembatan Suramadu. (pixabay/aldochandra)
Jembatan Suramadu. (pixabay/aldochandra)

Untuk memungkinkan kapal pesiar melintas di Selat Madura, jembatan ini menawarkan ruang bebas sekitar 35 meter di atas permukaan laut. 

Baca Juga: Tumpak Sewu Lumajang: Seribu Air Terjun dalam Satu Keindahan

Desain ini memastikan bahwa aktivitas pelayaran tidak terganggu, dan memberikan kenyamanan bagi kapal-kapal besar yang melewati perairan ini. 

Namun, kondisi ini juga membuat proses restorasi menjadi lebih rumit dan terhambat, karena tinggi jembatan yang harus dipertahankan menambah kompleksitas dalam pemeliharaan dan perbaikan, serta memerlukan biaya yang lebih tinggi.

Jembatan utama dibangun dengan struktur kabel penyangga yang didukung oleh menara kembar setinggi sekitar 140 meter. Desain ini tidak hanya memberikan kekuatan dan stabilitas, tetapi juga menciptakan tampilan yang megah dan modern.

Dek jembatan utama terbuat dari konstruksi komposit dengan ketebalan 2,4 meter, yang menjadikannya sangat kokoh dan mampu menahan beban berat dari lalu lintas yang melintas.

Sebagai jembatan tol pertama di Indonesia, jembatan ini menetapkan tarif awal sebesar Rp30.000 untuk kendaraan roda empat dan Rp3.000 untuk kendaraan roda dua. 

Pendapatan dari tarif ini digunakan untuk pemeliharaan dan pengembangan infrastruktur lebih lanjut. 

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI