Ada Berapa Sumber Air Aqua di Indonesia? Pabrik di Subang Mendadak Disidak Dedi Mulyadi

Farah Nabilla Suara.Com
Kamis, 23 Oktober 2025 | 14:52 WIB
Ada Berapa Sumber Air Aqua di Indonesia? Pabrik di Subang Mendadak Disidak Dedi Mulyadi
Ilustrasi air kemasan Aqua. (X.com)

Suara.com - Belakangan ini, publik di media sosial ramai membicarakan soal sumber air minum dalam kemasan (AMDK) AQUA. Isu yang beredar menyebutkan bahwa AQUA menggunakan air dari sumur bor biasa, bukan dari pegunungan.

Isu tersebut menimbulkan berbagai spekulasi terkait pajak, izin pengambilan air (SIPA), hingga dampak lingkungan. Sampai ramai pula pertanyaan ada berapa sumber air Aqua di Indonesia?

Dikutip dari sehataqua.co.id, perusahaan Aqua menjelaskan sebagai pelopor AMDK di Indonesia sejak 1973, AQUA telah berkomitmen selama lebih dari 50 tahun untuk menghadirkan air minum berkualitas tinggi dari sumber yang murni, alami, dan berkelanjutan.

Untuk meluruskan kesalahpahaman, berikut penjelasan lengkap mengenai sumber air AQUA dan bagaimana proses pemilihannya dilakukan secara ilmiah dan bertanggung jawab.

Momen Dedi Mulyadi sidak di Pabrik Aqua. (bidik layar kanal YouTube KDM)
Momen Dedi Mulyadi sidak di Pabrik Aqua. (bidik layar kanal YouTube KDM)

AQUA memiliki 19 sumber air pegunungan yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Setiap sumber air ini tidak sembarangan dipilih.

Prosesnya melibatkan 9 kriteria ilmiah dan 5 tahapan penelitian yang berlangsung minimal selama 1 tahun, dengan melibatkan tim ahli dari berbagai disiplin ilmu seperti geologi, hidrogeologi, geofisika, dan mikrobiologi.

Air AQUA diambil dari akuifer dalam, yaitu lapisan air tanah di kedalaman 60–140 meter. Lapisan ini terlindungi secara alami oleh batuan kedap air (impermeable layer), sehingga bebas dari kontaminasi aktivitas manusia.

Berdasarkan kajian ilmiah dari Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Universitas Padjadjaran (Unpad), sumber air AQUA tidak bersinggungan dengan air yang digunakan masyarakat sekitar dan tidak mengganggu ketersediaan air di permukaan.

Isu bahwa AQUA memakai “sumur bor biasa” tidak benar. Sumur bor pada umumnya mengambil air dari lapisan dangkal dengan kedalaman kurang dari 20 meter. Air semacam ini rentan tercemar oleh limbah domestik, pestisida, atau aktivitas manusia.

Baca Juga: Momen Dedi Mulyadi Ngamuk di Pabrik Aqua: Warga Beli Air, Pabrik Buang Air! Ancam Cabut Izin

Sebaliknya, AQUA mengambil air dari lapisan dalam pegunungan vulkanik, yang terbentuk dari proses penyaringan alami selama ratusan tahun.

Saat air hujan meresap ke dalam tanah, ia melewati berbagai lapisan batuan vulkanik dan menyerap mineral alami seperti kalsium, magnesium, dan silika. Proses inilah yang membuat air AQUA terasa segar, alami, dan kaya mineral.

AQUA menjaga kemurnian air melalui proses produksi otomatis tanpa sentuhan tangan manusia. Setiap tetes air yang dikemas melewati pipa stainless food-grade dan diuji berdasarkan lebih dari 400 parameter fisika, kimia, dan mikrobiologi.

AQUA juga memenuhi standar keamanan pangan dari BPOM, SNI, serta memiliki sertifikasi halal. Dengan proses ini, kualitas air tetap stabil sepanjang tahun, tanpa perlu pengolahan kimia tambahan.

AQUA juga memiliki dan memperbarui SIPA (Surat Izin Pengusahaan Air Tanah) untuk setiap titik sumber air. Volume air yang diambil dilaporkan secara transparan dan diaudit oleh instansi pemerintah seperti Badan Geologi dan Kementerian ESDM.

Selain itu, AQUA juga membayar pajak air dan retribusi sesuai regulasi. Tidak ada manipulasi volume air, karena setiap data pelaporan diawasi langsung oleh pemerintah daerah dan pusat. AQUA bahkan membentuk SIPA Taskforce untuk memastikan seluruh proses izin berjalan transparan dan akuntabel.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI