-
Atap asbes berbahaya bagi kesehatan karena mengandung serat mikroskopis yang dapat terhirup dan memicu penyakit paru-paru seperti kanker dan asbestosis.
-
Lima material alternatif yang lebih aman dan tahan lama sebagai pengganti asbes adalah atap tanah liat, keramik/glazur, metal, dak beton, dan genteng metal pasir.
-
Setiap jenis atap memiliki keunggulan tersendiri dalam hal ketahanan terhadap cuaca, usia pakai, dan keamanan lingkungan, sehingga bisa disesuaikan dengan kebutuhan rumah.
Suara.com - Penggunaan atap asbes dulunya populer karena harganya murah dan tahan panas, namun kini mulai ditinggalkan karena risiko kesehatannya. Asbes terbuat dari mineral silikat yang mengandung serat halus dan tajam.
Ketika material ini rusak, dipotong, atau mengalami pelapukan, serat-seratnya bisa terlepas ke udara dan terhirup oleh manusia.
Bahaya utama dari atap asbes adalah sifatnya yang tidak terlihat namun sangat merusak. Serat asbes yang masuk ke paru-paru tidak bisa dikeluarkan dan dapat menyebabkan peradangan kronis.
Dalam jangka panjang, paparan ini berisiko menimbulkan penyakit serius seperti kanker paru-paru, mesothelioma (kanker selaput paru), dan asbestosis, yaitu pengerasan jaringan paru-paru akibat paparan asbes.
Itulah sebabnya pemerintah daerah dan pengembang properti mulai melarang penggunaan atap asbes dan mendorong masyarakat untuk beralih ke material yang lebih aman.

Berikut ini adalah 5 rekomendasi atap rumah terbaik sebagai pengganti atap asbes yang lebih sehat, tahan lama, dan ramah lingkungan.
1. Atap tanah liat
Atap tanah liat merupakan jenis genteng tradisional yang dibuat dari lempung alami dan dibakar hingga keras.
- Ketahanan: Sangat tahan terhadap panas dan hujan, serta memiliki umur pakai hingga puluhan tahun jika dipasang dengan benar.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Cat Genteng Waterproof Terbaik, Anti Bocor dan Tahan Cuaca Ekstrem
- Kelebihan: Tidak menyerap panas berlebih, ramah lingkungan, dan mudah diperbaiki.
- Kekurangan: Bobotnya cukup berat sehingga membutuhkan rangka yang kuat.
2. Atap keramik atau glazur
Genteng keramik adalah versi modern dari genteng tanah liat yang dilapisi glazur untuk meningkatkan estetika dan daya tahan.
- Ketahanan: Tahan terhadap perubahan cuaca ekstrem, tidak mudah berlumut, dan bisa bertahan lebih dari 30 tahun.
- Kelebihan: Tampilan elegan, permukaan licin mencegah kotoran menempel, dan minim perawatan.
- Kekurangan: Harga relatif lebih tinggi dan pemasangan harus presisi.
3. Atap metal
Atap metal terbuat dari bahan logam seperti zincalume, galvalume, atau baja ringan.
- Ketahanan: Sangat tahan terhadap korosi, api, dan angin kencang. Umur pakai bisa mencapai 20–50 tahun tergantung jenis logam dan lapisan pelindungnya.
- Kelebihan: Ringan, mudah dipasang, dan cocok untuk berbagai desain rumah modern.
- Kekurangan: Bisa menimbulkan suara bising saat hujan dan perlu insulasi tambahan untuk meredam panas.
4. Atap dak beton
Dak beton adalah atap datar yang dibuat dari campuran semen, pasir, dan kerikil, sering digunakan pada rumah bertingkat atau desain minimalis.
- Ketahanan: Sangat kuat dan tahan lama, bisa bertahan lebih dari 50 tahun jika dirawat dengan baik.
- Kelebihan: Bisa difungsikan sebagai rooftop atau taman, tahan terhadap beban berat dan cuaca ekstrem.
- Kekurangan: Proses pengerjaan lebih rumit dan membutuhkan waterproofing agar tidak bocor.
5. Genteng Metal Pasir
Genteng metal pasir adalah genteng logam yang dilapisi butiran pasir untuk menambah estetika dan meredam suara.
- Ketahanan: Tahan terhadap karat, api, dan benturan. Umur pakai sekitar 20–30 tahun.
- Kelebihan: Ringan, tidak bising saat hujan, dan tampilannya menyerupai genteng konvensional.
- Kekurangan: Harga lebih tinggi dibandingkan atap metal biasa dan perlu pemasangan yang rapi agar tidak bocor.
Kelima jenis atap di atas merupakan alternatif terbaik pengganti asbes yang lebih aman bagi kesehatan dan memiliki ketahanan tinggi. Pemilihan jenis atap bisa disesuaikan dengan kebutuhan desain, anggaran, dan kondisi lingkungan rumah.