- Rahmad Pribadi membawa angin segar bagi sektor pertanian lewat pendekatan modern berbasis data dan teknologi.
- Pengalamannya dari tingkat global ia terapkan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas petani di Indonesia.
- Dari ruang kelas Harvard hingga ladang pertanian, ia mendorong transformasi yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
Suara.com - Transformasi besar dalam industri pertanian kerap dimulai dari langkah-langkah kecil yang konsisten. Beberapa tahun terakhir, sektor pangan Indonesia menghadapi tantangan yang tidak main-main—mulai dari perubahan iklim, fluktuasi harga komoditas, hingga kebutuhan untuk meningkatkan produktivitas petani.
Di tengah dinamika tersebut, muncul figur yang berhasil membawa angin segar dengan pendekatan lebih modern dan berbasis inovasi: Rahmad Pribadi.
Dengan latar belakang pendidikan global dan pengalaman panjang di berbagai industri, langkah-langkahnya menunjukkan bagaimana kepemimpinan visioner mampu menggerakkan perubahan dari kota besar sampai lahan-lahan pertanian.
Rahmad tidak datang dari dunia pertanian sejak awal. Setelah menyelesaikan pendidikan tinggi, termasuk program di Harvard Kennedy School, ia meniti karier di sejumlah perusahaan multinasional.
Pengalaman itu membentuk pola pikirnya: bahwa industri apa pun—termasuk pertanian—tidak bisa lagi bergantung pada cara-cara lama.
Modernisasi adalah kunci utama untuk memastikan ketahanan pangan yang berkelanjutan.
Perjalanan karier Rahmad membawanya menjadi Direktur Utama Pupuk Indonesia, salah satu BUMN strategis yang memegang peran vital dalam rantai pasok pertanian nasional.
Di posisi ini, ia tidak hanya mengurusi soal pabrik atau distribusi pupuk. Ada misi yang lebih besar: mempercepat transformasi pertanian Indonesia agar lebih efisien, berdaya saing, dan mampu menjawab kebutuhan zaman.
Salah satu pendekatan yang ia dorong adalah digitalisasi. Menurut Rahmad, pertanian modern harus berbasis data agar petani dapat mengambil keputusan yang tepat—mulai dari pemilihan waktu tanam hingga penggunaan pupuk yang sesuai.
Baca Juga: Harga Pupuk Subsidi Turun, Zulhas: Pupuk Indonesia Bisa Bangun Satu Pabrik Setiap Tahun
Teknologi bukan lagi pelengkap, melainkan kebutuhan dasar untuk menjaga produktivitas lahan.
Di berbagai kesempatan, ia memperkenalkan konsep pertanian presisi serta mendorong kolaborasi lintas sektor untuk memperkuat ekosistem pangan nasional.
Rahmad juga menekankan bahwa perubahan tidak mungkin terjadi tanpa membangun hubungan yang kuat dengan petani.
Baginya, mendengar langsung aspirasi dan tantangan di lapangan memberikan perspektif paling nyata tentang apa yang perlu dibenahi.
Karena itu, ia kerap turun ke daerah, mengunjungi desa-desa pertanian, dan berdialog dengan para pelaku di akar rumput.
Pendekatan ini memudahkannya mengambil keputusan berbasis kebutuhan nyata, bukan sekadar laporan di atas meja.