- Program KRING diluncurkan Pemprov Jakarta, INOTEK, dan PT Sari Coffee untuk 100 UMKM kopi informal.
- Pelatihan ini fokus pada manajemen, literasi keuangan, higienitas, dan integrasi QRIS untuk formalisasi usaha.
- UMKM penerima manfaat mendapatkan pendampingan mingguan serta starter kit berisi panduan dan perlengkapan usaha.
Suara.com - Para pelaku UMKM kopi sudah lama menjadi denyut kecil yang menghangatkan keseharian Jakarta, mulai dari pedagang kopi keliling di sudut gang, kios kopi kecil di pasar, hingga kedai rumahan yang menjadi tempat warga berbagi cerita.
Meski perannya besar, banyak dari mereka masih beroperasi secara informal dan menghadapi tantangan dalam mengakses permodalan, teknologi digital, maupun pasar yang lebih luas.
Untuk menjawab tantangan ini, Pemerintah Provinsi Jakarta bersama INOTEK dan PT Sari Coffee Indonesia meluncurkan Program KRING (Kelas UMKM: Growing and Upscaling).
Diluncurkan hari ini di Jakarta Creative Hub, Program KRING menghadirkan paket dukungan lengkap bagi para pelaku usaha kopi—mulai dari manajemen keuangan, kualitas penyajian, standar higienitas, hingga penggunaan kemasan berkelanjutan. Para peserta juga dibimbing untuk mengintegrasikan QRIS sebagai metode pembayaran digital, serta mendapatkan akses menuju pembiayaan mikro.
Inisiatif ini dirancang khusus bagi 100 pelaku UMKM kopi, dengan tujuan membantu mereka memperkuat usaha, meningkatkan kualitas layanan, dan bertransisi menuju ekonomi formal.
Program ini dilaksanakan dalam tiga gelombang dan dilengkapi starter kit usaha, termasuk panduan, perlengkapan kebersihan, dan kemasan ramah lingkungan.
INOTEK memberikan pendampingan mingguan berbasis kebutuhan tiap peserta, sementara PT Sari Coffee Indonesia berbagi pengalaman mengenai layanan pelanggan, kualitas produk, dan praktik keberlanjutan.
Kedua mitra ini berharap keterampilan baru tersebut dapat membantu para pelaku UMKM kopi terus tumbuh, lebih siap bersaing, dan semakin berdaya sebagai bagian dari ekosistem kopi Jakarta yang makin inklusif.
“Kopi menghubungkan banyak orang, dan hubungan itu dimulai dari mereka yang menyajikannya setiap hari,” ujar Liryawati, COO PT Sari Coffee Indonesia.
Baca Juga: Amartha Salurkan Modal Rp30 Triliun ke 3 Juta UMKM di Pelosok
Ia menekankan bahwa tanggung jawab terhadap komunitas kopi jauh melampaui apa yang terlihat di gerai. Melalui KRING, ia berharap para pelaku UMKM kopi bisa memperkuat kualitas layanan, keberlanjutan, dan ketangguhan usaha mereka.
Senada dengan itu, Sachin Gopalan dari Yayasan INOTEK menambahkan, “Inovasi bukan hanya milik perusahaan besar. Inovasi lahir dari gelas kopi yang diseduh setiap pagi, dari interaksi sederhana antara penjual dan pelanggan.”
Melalui KRING, kata dia, para pelaku usaha akan dibekali keterampilan baru—mulai dari peningkatan kualitas produk, kebersihan, pelayanan, literasi keuangan, hingga adopsi digital.
(Clarencia Gita Jelita)