Suara.com - Gubernur DKI Jakarta yang juga calon presiden dari PDI Perjuangan, Joko Widodo (Jokowi), ditunjuk menjadi imam salat Dzuhur di Masjid Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (20/3/2014).
"Ya kami itu memberi kehormatan kepada tamu penting yang datang pas pada waktu salat, kebetulan beliau datang pas azan Dzuhur. Maka saya sarankan kita solat dulu dan beliau langsung saya tawarkan bagaimana menjadi imam. Dan beliau jadi imam tadi," kata Ketua Pengurus Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin di kantor Pengurus Pusat (PP) Muhammdiyah, Menteng.
Din enggan mengartikan lebih jauh mengenai penunjukan Jokowi menjadi imam Masjid Muhammadiyah, apalagi mengaitkannya dengan wujud dukungan kepada Jokowi sebagai calon presiden.
"Kalau itu sudah sering saya katakan, terpaksa saya ulang lagi. Khitoh Muhammadiyah tidak mempunyai hubungan organisatoris dan struktural dan tidak berafiliasi dengan partai politik manapun. Yang kedua, Muhammadiyah tidak secara kelembagaan terlibat dalam politik kekuasaan, tapi memberi kebebasan pada warga Muhammadiyah," kata Din.
Ditanya apakah Din juga ikut mendoakan Jokowi menjadi Presiden RI, ia tidak membantah.
"Kalau mendoakan itu kewajiban seorang muslim," katanya.
Tapi kalau soal Muhammadiyah mendukung Jokowi atau tidak, Din menyerahkan pilihan itu kepada seluruh warga Muhammadiyah.
Din membantah jika sudah ada pembicaraan khusus siapa pendamping Jokowi di Pemilu Presiden 2014.
"Belum. Mungkin pada waktunya," kata Din.
Sementara itu, Jokowi tidak menyatakan apa-apa terkait penunjukan sebagai imam salat.