Di Tengah Manuver Elite Politik Jajaki Koalisi, Demokrat Tak Mau Buru-buru

Siswanto Suara.Com
Minggu, 13 April 2014 | 10:51 WIB
Di Tengah Manuver Elite Politik Jajaki Koalisi, Demokrat Tak Mau Buru-buru
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono sapa pendukung [Antara/Sahlan Kurniawan]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Di tengah manuver para elite politik untuk menjajaki koalisi setelah pelaksanaan Pemilu Legislatif, Partai Demokrat memilih untuk mengambil posisi tenang sambil menimbang-nimbang segala kemungkinan.

"Kami tenang-tenang dulu, tidak agresif ke sana ke sini," kata anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Achmad Mubarok kepada suara.com, Minggu (13/4/2014).

Sikap resmi Partai Demokrat terkait dengan koalisi, kata Mubarok, baru akan disampaikan setelah penghitungan suara resmi oleh lembaga Komisi Pemilihan Umum (KPU) selesai.

"Posisi kami nanti setelah penghitungan real selesai, sekarang biar saja orang pada sibuk," katanya.

Mubarok mengakui semua elite politik dari partai peserta pemilu telah mengontak pimpinan Partai Demokrat untuk bicara tentang koalisi.

Namun, kata Mubarok, sebagai partai yang telah berpengalaman membangun koalisi di dua periode pemilu sebelumnya, Partai Demokrat tidak akan buru-buru membuat keputusan.

"Kan belum waktunya sekarang. Kami sudah pengalaman koalisi di pemilu sebelum-sebelumnya. Orang, kan masih banyak yang kagetan sekarang ini," kata dia.

Ketika ditanya syarat koalisi dengan Partai Demokrat, kata Mubarok, syaratnya umum saja, yakni pemerintahan dan pembangunan harus berkesinambungan sehingga pemerintahan di masa mendatang tidak mulai dari nol lagi.

Dunia memprediksi, Indonesia akan bangkit pada tahun 2030. Sedangkan, menurut prediksi di dalam negeri, Indonesia akan bangkit 2045.

Artinya, pemerintahan di bawah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang berasal dari Partai Demokrat telah memulai pembangunan untuk menuju kebangkitan Indonesia.

"Maka, jangan merusak itu," kata dia. "Kenapa kita baru memprediksi 2145 bangkit karena kita sadar tidak mudah. Ekonomi Eropa sedang sulit, Amerika sulit, tapi Indonesia justru berkembang, walau pelan tapi pasti."

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI