Suara.com - Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Partai Golkar Indra J Piliang mengatakan akan sangat memalukan bila Partai Golkar ternyata meminta jatah kursi menteri sebelum Pilpres 2014 kepada Partai Gerindra yang mengusung Prabowo Subianto - Hatta Rajasa.
"Kita, kan malu itu, masa (sebelum) pilpres minta-minta menteri. Minta menteri itu setelah capres terpilih, setelah jadi presiden. Inikan malu kita sebagai anak muda yang tahu dan paham tata negara," kata Indra.
Menurut Indra, Partai Golkar sudah melahirkan banyak tokoh yang memiliki kredibilitas. Oleh karena itu tidak pantas bila sampai minta jatah menteri sebagai syarat memberikan dukungan di pilpres.
Santer diberitakan salah satu pemicu Golkar gagal koalisi dengan PDI Perjuangan ialah karena Golkar yang minta jatah sejumlah kursi menteri bila kelak Jokowi menang di Pilpres 2014. Sementara PDI Perjuangan berprinsip membangun koalisi ramping tanpa syarat.
Dukungan Golkar kepada Prabowo diberikan di detik-detik terakhir menjelang deklarasi Prabowo - Hatta di Rumah Polonia, Jakarta Timur.
Indra merupakan salah satu inisiator pembentukan Forum Paradigma Gerakan Muda Indonesia (FPGMI) yang berisi kader-kader muda Partai Golkar.
Indra dan sejumlah kader muda Partai Golkar bersikap berseberangan dengan kebijakan partai. Indra mendukung Joko Widodo dan Jusuf Kalla, padahal Golkar mendukung pasangan Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa. Alasannya, dukungan kepada Prabowo tak sesuai dengan semangat AD/ART partai. Menurut Indra, JK-lah kader Golkar yang harus didukung.