Suara.com - Calon wakil presiden (cawapres) Jusuf Kalla (JK) dinilai akan lebih dominan saat berpasangan dengan capres Joko Widodo (Jokowi) bila dibanding saat menjadi cawapres mendampingi capres Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Pemilu Presiden 2004.
"Namun, JK akan lebih arif untuk tidak muncul sebagai 'matahari kembar'," kata Koordinator Gerakan Ayo Majukan Indonesia, Denny JA, lewat Twitter, @dennyja_world, di Jakarta, Senin (26/5/2014).
Denny JA yang kini menjadi pendukung pasangan Jokowi-JK mengatakan bahwa penilaiannya berdasarkan hasil berdiskusi dengan JK di Jakarta pada Senin pagi.
Sebelumnya, Senin (19/5/2014), pendiri Lingkaran Survei Indonesia (LSI) itu lewat Twitter mengatakan telah mengirim ucapan selamat kepada Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie (ARB) yang telah berkoalisi dengan Gerinda dengan mendukung pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto-Hatta Rajasa
"Tadi pagi saya kembali BBM ke ARB menyatakan selamat atas pilihannya, dan semoga Allah selalu menyertainya," katanya.
Melalui Twitter pula, Denny menyatakan saat ini sudah tak lagi bersama Aburizal. Denny memilih mendukung Jokowi-JK di Pilpres 2014.
"Sekaligus saya juga pamit untuk berada di samping Jokowi. Komunitas saya di civil society mengharuskan saya ke Jokowi. Saya tidak anti Prabowo. Saya menghormatinya. Namun alasan ideologi dan komunitas membuat saya harus ke Jokowi," ujar Denny JA.
"Resmi sudah saya mendeklarasikan diri membantu Jokowi. Semoga ini ikhtiar yang baik. Resmi sudah saya mendeklarasikan diri merapat di belakang Jokowi-Jusuf Kalla," kata Denny JA.