Suara.com - Menlu Retno Marsudi mengirimkan tim kecil ke Turki untuk memperkuat kerja sama jangka panjang sebagai salah satu langkah antisipasi atas berbagai peristiwa termasuk hilangnya sejumlah WNI di negara itu.
"Ini untuk memperkuat kerja sama kita dengan otoritas Turki jadi ini lebih 'long term' sifatnya," katanya di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (13/3/2015).
Tim itu, kata dia, salah satunya juga dikirim untuk membahas persoalan WNI yang hilang di negara itu.
Retno menambahkan, sebelumnya juga sudah ada delegasi yang dikirim ke Turki untuk menjajaki perkuatan kerja sama tersebut.
"Niatan kerja sama ini juga sudah lama dibahas Presiden kita dengan Presiden Turki di sela acara G-20 beberapa waktu lalu," katanya.
Sementara terkait dengan adanya dua kelompok 16 WNI yang hilang di Turki, Retno mengatakan akan terus melakukan berbagai upaya dan pendalaman.
Dia mengaku masih butuh pendalaman untuk memastikan bahwa WNI yang hilang itu terkait dengan ISIS.
"Kita perlu pendalaman lagi," katanya.
Namun, untuk mengantisipasi modus-modus serupa terjadi, pihaknya akan memperketat pengawasan baik bagi WNI yang akan keluar maupun mereka yang ingin masuk ke Indonesia.
"Kita akan perketat semua pemantauan baik yang ke dalam maupun yang keluar," katanya.
Sebelumnya, 16 WNI ditahan oleh otoritas keamanan Turki saat berupaya menyeberang ke Suriah. Para WNI itu ditangkap ketika berada di daerah perbatasan Turki, tepatnya di Kota Gaziantep.
Selain 16 WNI yang ditahan itu, ada juga WNI lain dengan jumlah yang sama 16 yang dinyatakan hilang di Turki setelah memisahkan diri dari rombongan yang berwisata ke Turki menggunakan biro jasa perjalanan Smailing Tour.
Keenam belas WNI yang memisahkan diri dari grup wisata itu diisukan akan menyeberang ke Suriah melalui Turki untuk dapat bergabung dengan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).