17.520 Sekolah di Indonesia Gelap Gulita

Selasa, 24 Maret 2015 | 10:17 WIB
17.520 Sekolah di Indonesia Gelap Gulita
Ilustrasi kelistrikan. [suara.com/Kurniawan Mas'ud]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mencatat belasan ribu sekolah di Indonesia masih belum teraliri listrik. Jumlahnya mencapai 17.520 sekolah.

Jumlah itu sama denagn 8,4 persen sekolah di seluruh Indonesia yang jumlahnya mencapai 208.000. Sementara 85 persen sekolah sudah teraliri listrik dengan baik.

“Masih terdapat 17.520 sekolah yang belum teraliri listrik, dari 208.00 sekolah di seluruh Indonesia. Bila dibandingkan dengan 85 persen wilayah Indonesia yang sudah teraliri listrik, maka ada 8,4 persen sekolah di wilayah Indonesia belum teraliri listrik,” kata Mendikbud Anies Baswedan dalam keterangan persnya, Selasa (24/3/2015).

Untuk mengatasi kekurangan pasokan listrik itu, Mendikbud bekerjasama dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Kerjasama itu untuk menyediakan pasokan listrik ke sekolah-sekolah di seluruh Indonesia.

Antara Anies dan MenESDM Sudirman Said sudah saling bertemu. Pada pertemuan pertama Anies mengungkapkan situasi pengelolaan listrik di sekolah-sekolah yang berada di bawah pengelolaan Kemendikbud. Dia merinci ada 14.992 sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama yang belum teraliri listrik. Kemudian, sebesar 2.528 untuk sekolah Menengah Atas/Sekolah Menengah Kejuruan yang belum teraliri listrik.

Terdapat lima provinsi terendah dalam hal ketersediaan aliran listrik ke sekolah, yaitu sebesar 55 persen untuk provinsi Papua, sebesar 63 persen untuk provinsi Sulawesi Barat, sebesar 66 persen untuk provinsi Papua Barat, sebesar 70 persen untuk provinsi Nusa Tenggara Timur, dan sebesar 71 persen untuk provinsi Kalimantan Barat.

Sementara ada 5 provinsi dengan ketersediaan aliran listrik terbesar. Yaitu 97 persen untuk provinsi Jawa Tengah, 96 persen untuk provinsi Bangka Belitung, 96 persen untuk provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, 95 persen untuk provinsi Jawa Barat, dan 95 persen untuk provinsi Jawa Timur.

Anies dan Sudirman pun membentuk gugus tugas. Gugus tugas ini akan mengumpulkan data, verifikasi, melakukan tindakan-tindakan penyelesaian masalah.

“Kami ada data dengan nama sekolah, alamat sekolah, nama kepsek, nomor telepon kepseknya, lalu status listrik tidak ada listrik atau ada listrik dari diesel, ada listrik dari tenaga surya atau campuran dari listrik diesel maupun tenaga surya,” jelas Anies.

Kemudian, berdasarkan data hasil verifikasi, lanjut Menteri Sudirman, tim akan menyusun budget, schedule, menyusun cara melakukan intervensi di lapangan, dan melibatkan siapa tentu harus ada yang diajak bicara di lingkungan sekolah. Hal ini dilakukan karena lingkungan sekolah berada di pihak pemerintah daerah (pemda).

Sementara Sudirman Said mengakui ketersediaan listrik memang baru mencakup wilayah tertentu yang dekat dengan DKI Jakarta. “Kondisi infrastruktur yang susah, maka hanya dengan energi baru dan terbarukan yang bisa digunakan,” jelas Sudirman.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI