Petugas menemukan upaya ilegal loging di kawasan hijau, karena saat perhatian petugas beralih memadamkan api di lokasi tertentu. Lokasi lainnya terjadi perambahan. Keterbatasan personel serta luasnya kawasan Suaka Margasatwa menjadi kendala utama dalam upaya pemadaman kebakaran kawasan hijau, serta mencegah perambahan.
Dikatakannya, jumlah petugas Suaka Margasatwa Cikepuh hanya delapan orang PNS. Pada saat kebakaran petugas dibantu 60 orang petugas non PNS.
"Hasil penelitian menyatakan, idealnya satu petugas mengawasi 300 hektare. Tetapi kondisi yang ada delapan orang mengawasi 8.000 hekatre Suaka Margasatwa," katanya.
Kebakaran yang terjadi di Suaka Margasatwa Cikepuh, cukup luas dan berlangsung sejak Juni. Kondisi ini mengakibatkan seorang petugas meninggal saat berupaya memadamkan api.
Petugas yang meninggal adalah Kepala Resort Suaka Margasatwa Dulman Effendi, peristiwa ini terjadi September lalu. Lokasi kebakaran yang jauh dari jangkauan, membuat upaya evakuasi korban menjadi terlambat karena harus berjalan kaki sejauh 1,5 km. Jalur tidak dapat diakses oleh kendaraan, hanya menggunakan tandu.
Kebakaran sudah terjadi sejak Juni, selama dua minggu berturut-turut, Dulman melakukan upaya pemadaman. Karena sebagai Kepala Resort ia bertanggungjawab dan bertahan terus berupaya untuk memadamkan api yang terus meluas.
"Karena kelelahan dan gangguan pernafasan beliau tumbang di lokasi pemadaman, hingga akhirnya meninggal dunia," kata Ari.
Ke depan upaya penanggulangan kebakaran harus dilengkapi dengan penambahan personel, peralatan dan perlengkapan perorangan yang memadai, termasuk P3K.
"Koordinasi antar semua seksi sektor, ada upaya manajemen personel. perlu penambahan personel, peralatan dan perlengkapan perorangan, termasuk P3K. Mobilisasi akses juga perlu diperluas," katanya.