Suara.com - Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) akan mengumumkan perombakan pejabat eselon di lingkungan Pemerintah Provinsi Jakarta, Jumat (27/11/2015). Ahok memberi sinyal pejabat yang akan diganti adalah mereka yang terindikasi hendak memboroskan dan menyimpangkan APBD 2016.
Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Komisi A DPRD DKI Jakarta Syarif menyebutnya kemungkinan Ahok sedang bersih-bersih pejabat.
"Katanya disebabkan main anggaran, mungkin bagus menurut Pak Ahok. Mungkin ini yang dia bilang bersih-bersih," ujar anggota komisi bidang pemerintahan, Jumat (27/11/2015).
Syarif menilai perombakan pejabat eselon tersebut tidak memiliki indikator yang jelas.
"Sekilas bagus, namun kalau didalami secara cermat perombakan kali ini menurut saya masih sama seperti pendapat saya dulu, bahwa perombakan kali ini tidak punya indikator yang jelas," Syarif menambahkan.
Anggota Fraksi Gerindra menilai kalau Ahok mengganti pejabat eselon hanya didasari alasan mereka akan memboroskan anggaran 2016, tidak tepat. Syarif mengingatkan APBD 2016 belum disahkan sehingga tidak kuat untuk dijadikan justifikasi.
"Kalau kita perhatikan perombakan ini refleksi dari kekecewaan Ahok, bukan atas dasar pertimbangan obyektif. Menurut saya Pak Ahok reaksional terlalu cepat bereaksi, mestinya diklarifikasi dulu secara tuntas baru diberikan tindakan dalam bentuk peringatan tegas dan keras, bukan mencopot begitu," kata Syarif. "Karena sayang tinggal sebulan lagi mereka diukur indikator keberhasilannya penyerapan pertanggal 31 Desember 2015."
Tapi, Syarif tetap menghormati kewenangan Gubernur merombak pejabat eselon.
"Tapi sekali lagi saya memberi catatan kembali bagaimana sisa sebulan ini para pimpinan SKPD mampu menyerap anggaran secara maksimal," katanya.