Zefrizal, Mahasiswa Unair Peraih Emas Olimpiade Gabung ISIS?

Suwarjono Suara.Com
Minggu, 31 Juli 2016 | 19:47 WIB
Zefrizal, Mahasiswa Unair Peraih Emas Olimpiade Gabung ISIS?
Bendera ISIS di kota Falluja. [REUTERS/Thaier Al-Sudani]

Suara.com - "Di sini ada ribuan mahasiswa, karena itu kami tidak tahu mereka secara detail, kecuali mereka yang paling berprestasi atau mereka yang sangat nakal," ucap Kepala Bagian Akademik FK Unair Dr dr Gadis Meinar Sari, M.Kes.

Pernyataan itu dikemukakan Gadis Meinar pada 2015 ketika menerima kedatangan tamu dari Detasemen Khusus 88/Antiteror Polri untuk menanyakan mahasiswa FK Unair yang diduga terkait dengan ISIS (Islamic State of Iraq and Syria).

Oleh karena itu, ketika aparat Densus menyodorkan nama Zefrizal Nanda Mardani sebagai mahasiswa yang pergi ke Syria bersama istrinya yang juga dari Unair guna bergabung dengan ISIS, maka pihak Unair perlu membongkar arsip.

"Dari arsip yang ada, kami membenarkan kalau Zefrizal yang disebut-sebut pernah menyabet medali emas olimpiade astronomi di Ukraina pada 2007 itu merupakan mahasiswa Unair, tapi prestasi akademiknya tidak terlalu menonjol," katanya.

Ya, pria kelahiran Trenggalek pada 30 Desember 1993 itu sudah sejak 2014 atau selama dua semester tidak kelihatan di kampusnya, namun pihak kampus juga tidak mengetahui kemana dia pergi, hingga akhirnya aparat Densus mendatangi kampusnya.

Bahkan, Rektor Unair Prof Nasih justru mendapat informasi bila Zefrizal itu sudah keluar dari kampus. "Saya sih tidak tahu pastinya, tapi syukurlah kalau dia (Zefrizal) keluar. Itu artinya iklim pendidikan di Unair tidak nyaman bagi orang-orang yang memiliki basis dan pemikiran radikal," ujarnya.

Nasih pun menjamin bila Zefrizal tidak mendapatkan pemikiran radikal dari lingkungan FK Unair. "Pengaruh ISIS itu justru dia dapat dari baca-baca di internet, tidak langsung kontak dengan lingkungan sekitar," kata Nasih.

Kendati demikian, Prof Nasih menegaskan bahwa pengalaman Zefrizal akan menjadi catatan khusus bagi Unair untuk mendeteksi pemikiran mahasiswa yang radikal atau agak keras.

"Kalau ada yang radikal, sudah tidak ada kompensasi lagi. Pasti akan kami keluarkan," katanya, didampingi Kepala Pusat Informasi dan Humas (PIH) Unair Dr Suko Widodo.

Selain itu, pihaknya akan berusaha memblokir link radikal yang berseliweran di arena kampus perjuangan itu. "Banyak UKM dan berbagai kegiatan penyaluran minat dan bakat mahasiswa yang mengeliminasi radikalisasi di kampus," katanya.

Namun, mungkin saja radikalisasi yang diawasi secara ketat itu justru "menyapa" mahasiswa di tempat kos. "Karena itu, orang tua harus sering menjalin komunikasi dengan anaknya untuk mendeteksi perkembangan dari waktu ke waktu," katanya.

Hal itu juga diakui Gadis Meinar Sari, dari Bagian Akademik FK Unair. "Kami tidak tahu aktivitas mahasiswa di luar kampus, apakah HMI, GMNI, PMII, atau kelompok pengajian, karena mereka sudah dewasa, jadi kami hanya berkepentingan dengan aspek akademik," katanya.

Khusus istri Zefrizal yang diduga terduga ISIS di Fakultas Saintek Unair pun tidak tahu dan kebenarannya hanya diketahui dari Densus.

"Kami tahunya hanya Zefrizal, tapi kami diberitahu Densus tentang istri Zefrizal yang kuliah di Fakultas Saintek Unair itu. Kami sendiri tidak tahu, mungkin pihak Fakultas Saintek yang tahu," katanya.

Otomatis DO Kendati tidak tahu menahu dengan Zefrizal dan istrinya dalam kaitan dengan ISIS, Bagian Akademik FK Unair sebenarnya sedang memproses DO (drop out) untuk Zefrizal.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI