Infografis
Suara.com - Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhan Muhtadi mengacungi jempol langkah Partai Golkar ikut mengusung Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) ke bursa pilkada Jakarta periode 2017-2022.
"Manuver Golkar cerdas dan licik. Golkar bukan partai besar di Jakarta. Dengan mengusung Ahok yang kapabilitasnya tinggi, maka Golkar mendapatkan semacam usaha untuk mencuri dukungan dari pemilih di Jakarta," kata Burhanudin di acara rilis survei opinion leader: Menakar Kandidat DKI di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Senin, (1/8/2016).
Menurut Burhanudin keputusan Ahok setelah Golkar mendukung Ahok, Partai Nasdem dan Partai Hanura yang sejak awal mengusung Ahok sekarang seakan-akan tidak mendapatkan apa-apa.
"Seperti Rossi, menyalip dalam tikungan. Sedangkan Nasdem dan Hanura yang sejak awal susah payah dukung Ahok seperti tidak mendapat apa-apa," kata dia
Burhanudin juga menyoroti langkah cepat Golkar mendeklarasikan Joko Widodo menjadi calon presiden di Pilpres 2019. Burhanudin memprediksi langkah tersebut guna mencuri posisi PDI Perjuangan sebagai partai asal Jokowi.
"Sekarang ada yang kadernya diklaim untuk 2019," katanya.
