Suara.com - Di tengah serangan lawan politik menjelang pilkada Jakarta periode 2017-2022, Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) curhat tentang wajahnya yang sering tampil di layar televisi.
Ahok menyadari seringnya tampil di televisi untuk menjelaskan sikap maupun kebijakan bisa diasumsikan berbeda-beda oleh masyarakat, misalnya dianggap sedang kampanye.
Ahok menegaskan melayani wawancara wartawan bukan untuk kampanye, melainkan bagian dari tugasnya sebagai kepala daerah untuk memberikan penjelasan kepada publik.
"Kamu wawancara saya, ini bekerja atau bagian dari kampanye?" kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (5/8/2016).
"Nah. Tapi kalau yang nggak suka sama saya, ini kampanye lho. Kesempatan dikasih panggung buat Ahok ngomong," Ahok menambahkan.
Bila melayani wawancara dengan wartawan dianggap kampanye, Ahok menyarankan media memboikotnya.
"Kalau gitu semua media, kalau mau, suruh saja lawan saya (di pilkada) tuh bayar kalian, bayar iklan semua, nggak usah ada (pemberitaan) saya, karena bagian kampanye lho," ujar Ahok.
Sebagai kepala daerah, Ahok mengakui tidak mungkin menghindari wartawan.
"Orang lihat muka Ahok terus di TV nih, bahaya. Nanti orang pilih Ahok. Yakan? Kenapa kamu nggak kepikiran seperti itu," katanya.