Suara.com - Calon gubernur Jakarta petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sudah tak asing dengan acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Sejak kecil, dia sudah dekat dengan tradisi umat muslim.
"Saya sangat mengenal acara-acara Maulid Nabi seperti ini, karena saya memang dilahirkan dan dibesarkan di Belitung Timur yang 92 persen, saya kira hampir 93 persen pemeluk Islam," kata Ahok di acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Lapangan Masjid Al Huda, Jalan Talang III, Jakarta Pusat, Senin (11/12/2016).
Ahok bercerita keluarganya dekat sekali dengan keluarga muslim etnis Bugis di Belitung Timur. Sewaktu kecil, bapaknya -- Indra Tjahaja Purnama -- menjadi pedagang kapal kayu dan kopra.
Ahok punya ayah angkat seorang bangsawan muslim etnis Bugis bernama Andi Baso Amir. Andi Baso Amir, kata Ahok, merupakan adik kandung dari mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Muhammad Yusuf. Indra Tjahaja Purnama dan Baso Amir merupakan sahabat.
Ayah angkat kerap mengajarkan Ahok supaya meneladani sifat-sifat Nabi Muhammad SAW yaitu amanah dan fatanah.
"Beliau pesan kalau jadi pejabat, pelayan masyarakat harus ikutin teladan Nabi Besar Muhammad. Apa teladan itu? Kita harus jadi pejabat yang sidiq, yang benar, jujur. Kita harus jadi pejabat yang tabligh, selalu membawa kabar yang baik, kita juga harus jadi pejabat yang fathanah, cerdas, terampil. Tentu kita juga harus jadi pejabat yang amanah, yang bisa dipercaya," kata Ahok.
Baso Amir meninggal dunia pada 1990.
Keluarga Baso Amir tetap berhubungan dengan Ahok. Anak tertua Baso Amir yang juga kakak angkat Ahok, Andi Analta Amir, belum lama ini menemui Ahok. Andi Analta merupakan tokoh muslim.
Semasa hidup, ibunda Ahok selalu berpesan kepada Ahok agar tak lupa untuk meneladani sifat dari Nabi Muhammad.
"Bahkan ibu saya sebelum meninggal, sebelum pemilihan (gubernur Jakarta) pada 2012 lalu, beliau pesan kalau jadi pejabat, pelayan masyarakat harus ikutin teladan Nabi Besar Muhammad SAW," tutur dia.