Prabowo Cerita Saat Masih Ganteng Dibantah Kopral

Selasa, 31 Januari 2017 | 15:21 WIB
Prabowo Cerita Saat Masih Ganteng Dibantah Kopral
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mengaku memantau penggusuran yang dilakukan Basuki Tjahaja Purnama sejak menjadi gubernur DKI Jakarta. (suara.com/Nikolaus Tolen)

Suara.com - Saat berkampanye untuk pasangan calon gubernur dan calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan-Sandiaga Uno, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menceritakan pengalamannya saat masih aktif di TNI.

"Ceritanya dulu saya Danyon 38. Waktu masih ganteng, nggak kayak gini. Saya menguji anak buah saya," kata Prabowo di kawasan Pinang Ranti, Makassar, Jakarta Timur, Selasa (31/1/2017).

Kata Prabowo, saat itu, di Lapangan Cilodong, Depok, terdapat banyak pohon yang besar. Ia mencoba meminta pendapat kepada anak buah, perihal keberadaan pohon-pohon tersebut.

"Saya kumpulkan itu perwira saya. Semua saya tanya satu-satu. Saya tanya sama mereka, bagaimana jika pohon ini kita tebang saja? Kira-kira ini ganggu nggak? Menurut saya ini merusak pemandangan," tutur Prabowo.

Mendengar pertanyaan seperti itu, para perwira tersebut langsung mengiyakan pendapat Prabowo. Mereka setuju supaya pohon-pohon tersebut ditebang.

"Iya pak, potong saja. Ini mengganggu. Siap pak, kita akan potong. Semuanya bilang siap," kata Prabowo menirukan jawaban anak buahnya.

Tidak disangka, lanjut dia, seorang prajurit berpangkat Kopral tiba-tiba nyeletuk dari belakang. Kopral itu justru protes kepada dia jika pohon-pohon tersebut harus dipotong.

"Jangan pak, itu pohon tungguin kami saat apel, rindang Pak. Lima belas tahun dirawat. Itu waktunya lama. Jangan dipotong Pak. Bapak kok tiba-tiba mau motong," kata Prabowo menirukan celetukan sang Kopral.

Akhirnya dia tidak jadi memotong pohon-pohon tersebut. Kata dia, ini adalah contoh bahwa setiap orang harus berani menyampaikan kebenaran.

Baca Juga: Tokoh yang Paling Dihormati Prabowo Subianto

"Ini saya nggak pernah lupa seumur hidup saya. Kopral pangkatnya rendah tapi berani nyeletuk seperti itu. Jadi kita harus berani untuk meyampaikan kebenaran demi kebaikan," ujar Prabowo.

Ia berharap agar warga juga berani menyuarakan pendapatnya selama hal itu untuk kebaikan. Kata dia, tidak boleh suara seseorang dipasung oleh kekuatan yang lebih besar.

"Sampaikan saja. Tidak perlu takut. Jika itu kebenaran, kenapa kita harus takut?," kata Prabowo.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI