Pilkada, Tamasya Al Maidah, dan Akal Sehat Warga yang Diremehkan

Reza Gunadha Suara.Com
Selasa, 18 April 2017 | 19:48 WIB
Pilkada, Tamasya Al Maidah,  dan Akal Sehat Warga yang Diremehkan
Hasil cetakan surat suara putaran kedua Pilkada DKI Jakarta di PT Gramedia Printing, Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Kamis (23/3).

Bagaimana bisa? "Demokrasi sebenarnya adalah sistem yang memberikan kekuasaan kepada siapa saja! bandit ataupun orang baik. Sejak dulu, itulah skandal demokrasi," tulis Ranciere dalam buku tersebut.

Selanjutnya, Ranciere balik menuding bahwa para pengkritik demokrasi sebenarnya adalah bagian dari kaum oligarkis atau elite yang tak ikhlas sistem demokrasi mengambilalih seluruh hak-hak istimewanya.

Para pengkritik demokrasi, kata Ranciere, justru memosisikan  diri sebagai sekelompok kecil orang yang merasa "tahu" apa itu demokrasi, dan merasa harus memberitahu rakyat yang bodoh bahwa kalau demokrasi diperlakukan seperti "kacang goreng" yang dijual bebas, bisa mengarah ke anarkisme dan totalitarianisme.

Ironisnya, Ranciere menilai orang-orang yang mengkritik demokrasi itu "dibajak" atau tak lagi adil serta mengakomodasi suara kaum mayoritas, justru merupakan kelompok yang ingin melanggengkan tatanan oligarkis serta elitis.

Lantas, bagaimana solusinya? Ranciere sebenarnya tak menawarkan satu pun solusi yang bisa dianggap ”obat mujarab” bagi hal tersebut. Sebab, baginya, demokrasi sendiri sudah menjadi skandal sejak kelahirannya, karena membuka peluang bagi orang baik maupun jahat untuk berkuasa.

Karenanya, satu-satunya solusi agar proses demokrasi seperti Pilkada DKI Jakarta 2017 berjalan lancar adalah membiarkan warganya sendiri menentukan pilihan. Tak boleh ada satu pun orang yang meremehkan kesiapan dan akal sehat warga Jakarta sendiri.

Itu seperti yang dipesankan Presiden Joko Widodo sehari menjelang hari pencoblosan.

”Presiden berpesan agar hak-hak konstitusi, hak pilih rakyat harus dihormati, dijaga dan dilindungi agar mereka dapat menyalurkan hak pilihnya sebebasnya, dengan aspirasi yang mereka anut, tidak ada intimidasi," kata Menkopolhukam Wiranto.

Baca Juga: Astaga! 7 Selebriti Hollywood Ini Punya Kebiasaan Buruk yang Aneh

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI