Setiap kegiatan yang kita lakukan pasti ada yang datang, memang sulit kumpulkan semua. Contohnya saat perkenalkan saya di sini, hanya 75 persen yang hadir.
Dari sisi pelayanan, tidak ada masalah sekali. Artinya, tidak menjadi tambahan isu yang harus ditangani. Yang banyak masalah
itu justru ABK.
Pernah ada permasalahan hukum yang dialami WNI di Cape Town?
Sejauh ini tidak ada masalah hukum atau masalah kekeluargaan, biasanya isu keluarga jadi persoalan hukum, tapi sejauh ini aman.
Apa sebenarnya kepentingan Indonesia di Afrika Selatan?
Kalau kita lihat dari sisi sejarah kita miliki persamaan karena sama-sama mengalami penjajahan, kita jadi pendukung utama saat mereka masuk politik apartheid. Buktinya, saat apartheid berakhir pada tahun 1994, begitu ada pemerintahan baru langsung kita buka perwakilan pemerintahan Indonesia di sini. Yang kedua, kedua negara punya potensi besar. Masing masing punya tujuan ekspor.
Kalau Afrika lebih banyak ekspor ke Eropa. Kalau kita lebih ke produk tradisional, kita mulai lakukan promosi-promosi perdagangan. Banyak (pebisnis) Indonesia yang akan pergi ke sini, malah sudah akan
ada yang akan promosikan produk Indonesia di sini.
Sebetulnya mereka ingin membuka pasar baru dan menarik investor. Begitu banyak pasar yang akan dibangun tapi butuh modal. Beberapa petinggi Afrika Selatan bahkan sudah memberikan perhatian ke negara Asia Tenggara, seperti Singapura, Malaysia dan salah satunya Indonesia.